“Ada jam-jam tertentu kita wajibkan masyarakat Sultra untuk membaca. Seperti usai shalat magrib atau seusai shalat subuh. Termasuk membaca Alquran bagian dari membaca,” tuturnya.
Sementara itu, Bunda Baca Sultra, Agista mengaku kepercayaan yang diberikan sebagai bunda baca merupakan amanah yang berat. Namun, dirinya merasa termotivasi untuk meningkatkan minat baca dan pembudayaan kegemaran membaca di Sultra.
View this post on Instagram
Ketua KONI Sultra ini mengemukakan, sejumlah langkah yang akan ditempuhnya setelah mengemban tugas sebagai bunda baca. Pertama, ia berkomitmen akan terus menyosialisasikan gerakan membaca di tengah-tengah masyarakat bersama seluruh stakeholder dan khususnya anggota tim penggerak PKK yang dipimpinnya.
Selanjutnya, budaya literasi harus dimulai dari ibu rumah tangga sebagai pondasi dasar untuk membangun keluarga yang cinta membaca. Peran bunda dalam keluarga tidak dapat diabaikan dan sebagai teladan atau role model.
“Ada beberapa cara dan pendekatan agar masyarakat, khususnya generasi muda gemar membaca sejak usia dini. Pertama, orang tua harus bisa menciptakan suasana yang kondusif dan nyaman bagi anak-anaknya agar mau membaca,” jelas Agista.
Kedua, kata dia, interaksi antara orang tua dengan anak harus terjalin dengan baik. Misalnya, ketika anak sedang mengerjakan pekerjaan rumah, hendaknya orang tua ikut mendampingi sehingga tercipta diskusi yang dapat melatih kreatifitas berpikir anak dalam menyelesaikan permasalahan.
Discussion about this post