“Tidak ada tawaran apapun, kami tidak mau memaksa calon bupati harus ambil wakil dari kader. Bisa saja saya subjektif, harus saya sebagai kosong satu, tapi tidak seperti itu,” tegas Frebi Rifai, Sabtu 20 April 2024.
“Pasangan itu bisa saja dari birokrasi politik, bisa dari kalangan tokoh masyarakat, semua kita buka kemungkinannya,” beber Frebi.
Menurut anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) itu, dalam melahirkan seorang calon pemimpin, PDIP terlebih dahulu melihat figur calon mana yang diinginkan oleh masyarakat.
“Itu yang terpenting, karna yang memilih ini bukan partai politik, yang memilih adalah rakyat. Jadi kedepannya penting untuk melahirkan calon bupati dan wakil bupati hasil dari musyarawah rakyat dan partai politik serta seluruh calon bersepakat mencalonkan,” beber Frebi.
Discussion about this post