“Tugas kita menangkan Prabowo-Gibran dan menangkan Partai Golkar. Kalau kita tidak menang saja DPR RI (di Bali) itu ada 2 kursi. Maka kalau menang wajib 3 kursi DPR RI,” tegas Ketum Golkar.
“Itu baru namanya perubahan. Perubahan dari posisi Partai Golkar menjadi nomor 1, dan Prabowo-Gibran menang sekali putaran. Artinya Prabowo-Gibran harus menang di atas 50 persen dan Golkar di atas 20 persen,” tutur Airlangga menambahkan.
Sementara itu, Ketua DPD Golkar Provinsi Bali Sugawa Korry mengatakan, tidak ada jalan lain bagi seluruh kader Golkar untuk menaati instruksi Ketua Umum Airlangga memenangkan Prabowo-Gibran. Menurutnya, kemenangan Prabowo-Gibran artinya akan terjadi perubahan konstelasi politik di Bali, termasuk di Badung.
“Karena kehadiran Prabowo-Gibran adalah jawaban dari sebuah perubahan. Sejarah mencatat bahwa perubahan itu terjadi setiap 25 sampai 30 tahun,” ujarnya.
Jika menghitung siklus 25 tahun sejak 1998, kata Sugawa berarti 2024 menjadi momentum perubahan konstelasi politik.
“Kalau kita hitung dari 1998 ke 2024, maka 25 tahun sudah di depan mata, artinya perubahan akan segera terjadi, Partai Golkar harus siap menjawabnya,” tegasnya.
Discussion about this post