Tony juga menggarisbawahi perlunya memahami dan menjaga nilai-nilai demokrasi, inklusivitas, dan hidup berdampingan secara damai di kawasan Asia-Pasifik.
“Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh,” kata Tony seraya menambahkan bahwa dengan bersama, mereka dapat menciptakan kehidupan sosial masyarakat di mana “Setiap suara itu penting, dan setiap cerita akan memperkaya narasi kita bersama.”
“Ubah rasa benci menjadi cinta dan kasih sayang. Itulah yang saya lakukan dan membuktikan bahwa komunikasi membuat rasa benci menjadi kasih sayang, dan dunia akan indah pada akhirnya,” ujar pria yang lahir di Medan, Sumatera Utara menutup pidatonya.
Dikutip dari laman Asia Center, “Shrinking Civic Space in Asia: Stories of Resistance and Pushback” adalah tajuk konferensi internasional tahunan ke-9 yang diadakan Asia Center di Bangkok, Thailand pada 21 sampai 23 Agustus 2024.
Konferensi ini membahas kisah-kisah perlawanan dalam upaya mempertahankan ruang sipil di Asia.
Penulis: Med-Taiwan
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post