Dengan demikian, ECRAFT Center, mulai Januari 2022 hingga seterusnya memesan beberapa contoh semua produk UMKM tersebut. Mulai dari fasilitasi investor untuk ekspor hingga menyesuaikan harga dalam pemesanan jumlah banyak. Problem ECRAFT Center pada permodalan, sementara masalah dihadapi lembaga usaha kegiatan masyarakat yakni fasilitas perizinan belum berjalan baik. Tentu, ECRAFT Center hanya bersifat pembelian, pembiayaan, pendistribusian dan menyiapkan pasar hingga ekspor.
Lelang Terbuka Seleksi Sekda Buton Selatan Terancam Dibatalkan https://t.co/5aRJHpmL7M
— Penasultra.id (@penasultra_id) January 27, 2022
Mulai dari Kopi Punik Sumbawa
Menurut owner brand Kopi Punik, Wiwin Suryani saat diwawancara Tempo (2020) lalu, bahwa; Kopi asal Dusun Punik bercita rasa fruity, pahit dan gurih. Kopi Punik tampil dengan berbagai pilihan rasa: sitrus, melon, cokelat (mocca), dan karamel (gula merah). Dusun Punik berada di dalam Desa Batu Dulang yang memiliki potensi ekowisata. Jadi, boleh dikata kopi Punik menjadi pelengkap ekowisata di Desa Batu Dulang. Popularitas rasa kopi Punik, menurut Wiwin, disetarakan dengan kopi dari Kolombia, “Itu kata wisatawan yang mencicipi kopi Punik,” kenang Wiwin.
Karena itu, ECRAFT Center mulai melirik Kopi Punik sebagai pintu utama eksistensi ECRAFT Center yang dimulai dari Jakarta. Kemaren, saya sudah berdialog, berbicara dan pembicara pada “duduk bareng pemilik Caffe” di Jakarta. Justru, ditantang sejauh mana eksisnya seluruh jenis kopi Pulau Sumbawa.
Akhirnya, salah satu Caffe Jangkar mencoba tawarkan untuk testing produk kopi punik. Caffe Jangkar sala satu Caffe, tempat berkumpulnya mantan Buruh Migran Indonesia: ABK dan Pelaut dari berbagai negara di seluruh dunia. Semoga kerjasama di hari Miladiyah ECRAFT Center ini, menjadi penentu masa depan baik dari semua produk UMKM Pulau Sumbawa.
Kopi Punik Sumbawa: Cita Rasa Startup Excellent Keliling Dunia
Setelah pesan beberapa bungkus Kopi Punik. Kemudian, mencoba untuk mendistribuskan. Termasuk promosi ke beberapa kedai Caffe sistem silaturahmi dan menikmati seruput kopi Punik. Termasuk, mendiskusikan cita rasanya. Kopi Punik memang terkenal originnya.
Wiwin Suryani saat banyak diwawancara media sekitar tahun 2020 lalu bahwa faktor penentu originnya karena tumbuh di 1200 mdpl meliputi lahan kopi arabika, lahan kopi robusta hingga kopi luwak, tentu sangat berpengaruh pada cita rasa. Fenomena tersebut merupakan hasil uji yang pernah dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2018. Sementara dari hasil uji cita rasa oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, mendapat predikat excellent. Kopi Punik memadukan rasa pahit, fruity, dan gurih.
Lanjut, Wiwin, pengalaman petani, Kopi Punik sudah diperdagangkan secara domestik: Lombok, Bali, Jawa, Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur dan ekspor ke berbagai negara. Produksi kopi punik hadir berkat kerja keras dari Kelompok Tani Rokam Bangkit yang berdiri sejak 1982.
Mulanya hanya sekadar budi daya kopi. Namun sejak 2012, Poktan Rokam Bangkit ini menggagas kopi berkualitas tinggi. Caranya, mereka mengadopsi dari beberapa literatur tentang pengolahan kopi berkualitas dengan menerapkan SOP kopi dari tanam, perawatan, panen hingga pasca panen, hingga produk siap jual baik green bean, roasted bean maupun bubuk.
Owner Kopi Punik Sumbawa (brand produksi dari Poktan Rokam Bangkit), Wiwin Suryani lebih jauh, katakan, sejak 2017 petani mulai belajar pengolahan biji kopi agar diterima di pasar lokal, regional nasional bahkan internasional. Pilihan kopi hasil olahannya seperti green bean, roasted bean dan bubuk, dengan variasi pengolahan pasca panen yakni natural, honey, semi wash, full wash dan wine.
Sejak ditangani secara profesional pengolahan kopi punik bisa menghasilkan 50-100 ton per tahun untuk skala kelompok Poktan Rokam Bangkit, secara keseluruhan dengan masyarakat lainnya yakni sekitar 200 ton. Luar biasa, bukan?.
Brand ini ciptakan berbagai kemasan produk olahan kopi mulai dari kopi sachet seharga Rp1.900, kemasan Kopi bubuk Robusta Rp19.000, Kopi Bubuk Arabica seharga Rp24 ribu hingga Kopi Bubuk Sumbawa Speciality seharga Rp45 ribu.
Dalam diskusi team ECRAFT Center kemarin, mencoba memilah produk unggulan Pulau Sumbawa. Terutama, melihat trend distribusi produk unggulan pada pasar-pasar lokal dan domestik. Termasuk ekspor manca negara. Karena saat bencana pandemi Covid-19 tidak begitu berpengaruh pada produksi. Tetapi, sangat berpengaruh pada pembelian, distribusi dan pasar. Karena Covid-19 merupakan hambatan besar. Tentu, harus selalu beradaptasi dan inovatif mencari solusi.
Disitulah, kecerdasan owner Kopi Punik Wiwin Suryani melihat peluang. Aji mumpung, media sosial, aplikasi startup dan metode penjualan online digunakan. Teknologi 4.0 merupakan sarana teknologi ilmu pengetahuan tanpa batas negara. Semua berlaku. Faktanya, sebaran penjualan kopi punik sudah masuk pada level startup.
Team ECRAFT Center mentracking Kopi Punik basis penjualan online. Ya, lumayan bagus. Karena sebarannya hampir menyeluruh, seperti startup domestik, nasional hingga internasional, seperti bibli, shoppee, Gojek, Traveloka, grab, Alibaba, akulaku, lapak, dan lainnya. Cukup terkenal. Itu yang dimaksud cita rasa excellent keliling dunia menembus batas negara.
Discussion about this post