PENASULTRA.ID, KENDARI – Pandemi COVID-19 di Indonesia membawa dampak sosial ekonomi yang besar di luar sektor kesehatan. Dampaknya multisektoral dan efeknya akan terlihat dalam jangka waktu panjang, tak terkecuali sektor pendidikan.
Saat ini, pemerintah telah mengimbau masyarakat untuk siap beradaptasi dengan pandemi COVID-19 dalam waktu yang cukup lama.
Bahkan, organisasi internasional seperti World Bank dan WHO juga tengah menyiapkan panduan dari sisi kesehatan dan ekonomi selama hidup bersama COVID-19.
Korwil Sultra BEM DEMA se Sulawesi, Abd. Wahid Akhyarudin menyebut ia mendukung langkah pemerintah tersebut, agar masyarakat dapat menjalankan aktifitas ekonomi, pendidikan dan lainnya dengan normal. Termasuk dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
“Sehingga sekolah, kampus bisa dibuka lagi dengan prokes tersebut. Saya mengevaluasi bahwa dengan terlaksananya belajar online ini hampir genap dua tahun tidak efektif karena di daerah-daerah secara umum dan terkhusus Sultra masih ada yang kurang dari fasilitas sarana prasarana pendukung jaringan,” kata Akhyarudin dalam rilisnya, Jumat 13 Agustus 2021.
Ia menyoroti terkait bantuan pendidikan yang harus sesuai dengan target penerima.
“Untuk bantuan pada pelajar dan mahasiswa yang akan digelontorkan Kemendikbud, bisa sampai infonya ke pelajar dan mahasiswa ekonomi ke bawah atau benar-benar membutuhkan. Jika tidak mendapatkan bantuan bisa menyebabkan putus sekolah,” tutur Akhyarudin.
Ia berharap agar pemerintah tidak mewajibkan vaksin menjadi syarat untuk bepergian dan mengurus perizinan hingga dokumen.
Dilantik Bupati, Kasim Pagala Jabat Sekda Konut Defenitif https://t.co/jyeVermHeC
— Penasultra.id (@penasultra_id) August 13, 2021
Discussion about this post