<p dir="ltr"><strong>PENASULTRA.ID, KENDARI -</strong> Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar kegiatan internalisasi nilai-nilai agama dan budaya di sekolah yang melibatkan sejumlah guru TK, PAUD, SMP dan SMA se Sultra di BLK Kendari, Kamis 7 Juli 2022.</p> <p dir="ltr">Dalam sambutannya, Ketua Panitia Pelaksana Prof. Aris Badara mengatakan, kegiatan itu dikemas dalam bentuk Training Of Trainer (TOT) menjadi guru pelopor moderasi beragama sebagai strategi pencegahan terorisme.</p> <p dir="ltr">Kata Prof. Aris, peserta dalam kegiatan tersebut berasal dari guru TK, PAUD, SD, SMP hingga SMA se Sultra. Dengan jumlah peserta sebanyak 100 orang.</p> <p dir="ltr">"Saya menyampaikan terimakasih pada BNPT dan Satgas FKPT Sultra sehingga kegiatan ini berjalan sesuai rencana," ungkap Koordinator Bidang Agama Sosial dan Budaya FKPT Sultra ini.</p> <p dir="ltr">Ketua FKPT Sultra, Hj. Andi Intang Dulung mengungkapkan workshop itu bertujuan untuk membekali para guru dalam memberikan pemahaman moderasi beragama. Dimana, tambah dia, guru merupakan ujung tombak kemajuan bangsa.</p> <p dir="ltr">"Saya mengajak kepada seluruh guru di tingkat satuan pendidikan memberikan pemahaman kepada siswanya agar selalu menanamkan moderasi beragama sesama pelajar," ujar Hj. Andi Intang.</p> <p dir="ltr">"Pencegahan faham radikalisme dan terorisme tidak bisa hanya dilakukan oleh BNPT ataupun FKPT, namun harus melibatkan semua pihak termasuk peran guru," tambah dia.</p> <p dir="ltr">Andi Intang harap, tidak ada guru yang terpapar paham radikalisme dan terorisme. Olehnya itu, para guru dapat menggerakkan hatinya menjaga kedamaian negara serta menolak seluruh narasi dan aliran bersebelahan dengan ideologi Pancasila.</p> <p dir="ltr">"Semua agama di Indonesia tidak ada yang mengajarkan aliran atau paham radikalisme dan terorisme," tutur Andi Intang.</p> <p dir="ltr">Sub Koordinator Perlindungan Kepentingan Nasional BNPT RI, Nanda Fajar Aditya menjelaskan cara tepat pencegahan penanggulangan radikalisme dan terorisme dengan cara pendekatan secara lunak. Dimana pendekatan lunak atau<i> soft approach </i>melalui aspek kemanusiaan dapat meredam aktivitas terorisme.</p> <p dir="ltr">"Pencegahan penanggulangan radikalisme dan terorisme dibutuhkan peran semua pihak termasuk didalamnya tenaga pendidik," ucap Nanda.</p> <p dir="ltr">"Kami mendorong peran guru memberikan pembekalan pendidikan moderasi beragama di sekolah," sambung Nanda.</p> <p dir="ltr">Sementara itu, Staf Ahli Gubernur Sultra H. Abdul Rahim mengapresiasi pelaksanaan kegiatan workshop internalisasi nilai-nilai agama dan budaya di sekolah yang dilaksanakan oleh FKPT Sultra. Menurut dia, agama tidak hanya mengajarkan tatanan kerukunan beragama tetapi juga mengajarkan nilai kemanusiaan.</p> <p dir="ltr">Lanjut Abdul Rahim, salah satu upaya mencegah penanggulangan radikalisme dan terorisme dengan memberikan pemahaman sejak dini kepada siswa terkait agama. Namun, dibutuhkan peran guru sebagai tenaga pendidik dalam memberikan pengetahuan kepada siswa di sekolah.</p> <p dir="ltr">"Semua itu dibutuhkan peran semua pihak dan stakeholder dalam membangun hubungan yang harmonis sesama pemeluk agama," tandas Abdul Rahim seraya menambahkan jika Sultra tingkat moderasi bergama berjalan dengan damai dan tentram.</p> <p dir="ltr"><strong>Penulis: Basisa</strong></p> <p dir="ltr"><strong>Jangan lewatkan video populer:</strong></p> https://www.youtube.com/watch?v=oPZj98jH0KQ
Discussion about this post