“Atas itu semua LIRA Sultra ikut memberikan apresiasi kepada PT Tiran Indonesia,” ucap dia.
Dikatakannya, LIRA Sultra secara obyektif melihat atau mencermati titik persoalan yang telah menjadi polemik selama ini, tentu semua pihak berkepentingan bisa memilih jalur diplomasi agar tidak berdampak pada tenaga kerja yang selama ini mereka mengantungkan hidupnya pada perusahaan PT Tiran Indonesia dengan jumlah dua ribuan tenaga kerja atau menghidupi delapan ribuan anggota keluarga akan kehilangan pekerjaan jika polemik ini terus di gulirkan oleh pihak-pihak tidak tau pokok permasalahan.
Ia meminta kedua wilayah yaitu Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah bisa memberikan yang terbaik bagi perusahaan benar-benar ingin memberikan kontribusi lebih luas kepada masyarakat khususnya Kabupaten Konawe Utara dan Kabupaten Morawali.
Selama ini juga Tiran Group, sambung dia, telah membangun pabrik gula, peternakan, unilever, pertambangan dan sudah mempekerjakan tujuh ribu karyawan dan telah menghidupi tiga puluh ribuan anggota keluarganya. Maka ini aset yang harus dilindungi oleh seluruh lapisan masyarakat.
Sedangkan PT KDI hanya bermodalkan “JO-Joan” dan selalu bermusuhan dengan perusahaan disekitarnya yang selalu ganti-ganti JO dan dampaknya hanya menimbulkan kegaduhan.
Menurut dia, ini menandakan bahwa PT KDI tidak mampu dalam mengelola perusahaan atau hanya bermodalkan rekomendasi.
“Yang harus dipahami bahwa urusan perbatasan adalah urusan pemerintah jangan melibatkan investor. Hal ini sejalan dengan arahan bapak Presiden Jokowi bahwa beri karpet merah bagi pelaku investasi di daerah,” tutur Karmin.
Karmin menegaskan, PT Tiran Indonesia hadir di Sulawesi Tenggara adalah betul-betul memberikan dampak yang sangat luar biasa bagi masyarakat pribumi.
“Secara kebetulan Owner PT Tiran adalah orang pribumi yang punya perhatian baik pada daerah kita tercinta ini. Tentu kami dari LIRA patut memberikan informasi pada publik berdasarkan fakta-fakta yang di miliki PT Tiran Indonesia,” tukas dia.
“Kami tidak cari panggung dalam mengakhiri polemik ini, hanya semata-mata bisa mendorong investasi para pengusaha pribumi bisa nyaman di wilayah Sulawesi Tenggara,” terang Karmin.
Editor: Basisa
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post