Melansir dari website resmi RANZCOG, Profesor Budi Wiweko adalah orang Indonesia pertama yang menerima gelar tertinggi ini. Sebagai penerima gelar tertinggi ini, Prof Iko memiliki tanggung jawab untuk terus berkontribusi pada kemajuan bidang obstetri dan ginekologi dan menjadi duta untuk RANZCOG di komunitas medis global.
Melalui surat resmi yang diterima oleh Profesor Budi Wiweko, Dr. Gillian Gibson, Presiden RANZCOG, menyampaikan ucapan selamat yang tulus atas kontribusi luar biasa Profesor Wiweko terhadap kesehatan perempuan, khususnya melalui kepemimpinannya dalam berbagai komite penting di Ikatan Dokter Indonesia serta perannya dalam memajukan pendidikan dan penelitian di bidang obstetri dan ginekologi di Indonesia dan Asia Tenggara.
Implikasi signifikan dengan diterimanya gelar ini, maka penerima Honorary Fellowship telah diakui secara sah dan profesional menjadi bagian dari jaringan profesional RANZCOG, yang dapat membuka peluang untuk kolaborasi dan pertukaran pengetahuan internasional.
Penghargaan ini dapat meningkatkan profil profesional penerima dan memberi mereka platform yang lebih luas untuk mempengaruhi kebijakan dan praktik dalam obstetri dan ginekologi. Bagi penerima dari luar Australia dan Selandia Baru, penghargaan ini menandakan pengakuan internasional atas kontribusi mereka dan dapat memperkuat hubungan profesional antarnegara.
Profesor Budi Wiweko, yang lahir pada 15 Agustus 1971, dikenal sebagai salah satu profesor termuda dalam bidang Ilmu Kedokteran. Di antara berbagai pencapaiannya, beliau diakui sebagai dokter pertama yang melakukan simpan beku Folikel Antral di Asia dan aktif dalam pengembangan teknologi kedokteran reproduksi.
Sepanjang karirnya, Profesor Budi telah meraih berbagai penghargaan bergengsi, termasuk Young Gynecologist Award dari Asia & Oceania pada tahun 2007, Dosen Berprestasi Nasional pada tahun 2015, menjabat sebagai Presiden Asia Pacific Initiative on Reproduction (ASPIRE), menjabat sebagai Presiden Asia Pacific Initiative on Reproduction (ASPIRE) dan merupakan pendiri Asian Society for Fertility Preservation (ASFP).
Prof Budi Wiweko juga merupakan Ketua Komite dari Komite Kedokteran Reproduktif, Endokrinologi, dan Infertilitas dari Federasi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Se-Asia dan Oceania. Dalam bidang penelitian, Profesor Wiweko telah menghasilkan lebih dari 140 publikasi di Scopus dan 62 publikasi di PubMed.
Ia memiliki H-index 15 dan telah memenangkan berbagai penghargaan penelitian, termasuk Peneliti Terbaik FKUI selama beberapa tahun berturut-turut dan Best Paper Award di Asia Pacific Initiative on Reproduction. Inovasinya meliputi pengembangan teknologi reproduksi seperti SMART IVF dan Indonesia Kalkulator Oosit (IKO).
Prof. Budi Wiweko telah membuat berbagai inovasi penting di bidang
genomik dan kedokteran presisi. Salah satu inovasi utamanya adalah pengembangan Nomogram Anti
Mullerian Hormone (AMH) yang digunakan sebagai peramal usia biologis perempuan.
Sebagai salah satu founder dan Wakil Direktur IMERI, Prof. Budi Wiweko memiliki peranan strategis untuk mengarahkan berbagai program penelitian dan pendidikan untuk memperkuat kapasitas penelitian medis di Indonesia, memungkinkan kolaborasi yang lebih luas dengan institusi internasional, dan meningkatkan reputasi FKUI sebagai pusat unggulan dalam pendidikan dan penelitian kedokteran.
Discussion about this post