“Mahasiswa sebagai komunitas intelektual, wartawan sebagai komunitas jurnalis, guru sebagai komunitas pendidik, hingga pemerintah sebagai komunitas birokrasi, semuanya bisa menjadi agent of change. Bersama-sama kita bisa mengubah cara kita bermedia sosial agar lebih etis dan produktif,” jelas Ridwan.
Sejak 2004, Dinas Kominfo Sultra bersama RRI dan sekolah-sekolah di Sultra aktif melakukan edukasi literasi digital. Program tersebut dikaitkan dengan isu-isu penting, termasuk bahaya judi online, kesehatan digital, hingga pencegahan stunting.
Tahun depan, program literasi digital akan diperluas melalui berbagai komunitas informasi masyarakat (KIM) agar semakin banyak kelompok yang terlibat dalam gerakan literasi digital.
Dalam kesempatan ini juga Ridwan memaparkan definisi literasi digital sebagai kemampuan mengakses, memahami, menciptakan, dan berbagi konten digital secara aman, etis, dan produktif. Literasi digital sendiri memiliki empat pilar utama yakni kecakapan digital, keamanan digital, etika digital, dan budaya digital.
Ia menekankan bahwa tantangan literasi digital di era ini tidak hanya dihadapi generasi muda, tetapi juga generasi tua. Di antaranya adalah fenomena oversharing data pribadi, terjebak dalam tantangan berbahaya di media sosial, maraknya kasus cyberbullying, lemahnya etika serta keamanan digital, hingga kecenderungan mudah percaya hoaks yang menyebar melalui WhatsApp, Facebook, Instagram, TikTok, YouTube, hingga Telegram.
Selain itu, masih banyak masyarakat yang kurang memahami privasi digital serta mengalami kesenjangan teknologi, khususnya generasi orang tua.
“Karena itu, kita harus bersama-sama mendorong masyarakat Sultra untuk tidak hanya melek digital, tetapi juga cerdas, kritis, dan etis dalam memanfaatkan ruang digital. Literasi digital bukan sekadar kemampuan teknis, tetapi juga kesadaran etis dan tanggung jawab dalam menjaga demokrasi,” tekan Ridwan.
Melalui seminar ini, diharapkan lahir kolaborasi lintas sektor yang lebih konkret dan berkesinambungan, melibatkan pemerintah, akademisi, media, komunitas, serta sektor swasta untuk memperkuat ekosistem literasi digital Indonesia, khususnya di Sulawesi Tenggara.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post