Menurutnya, pembuatan kerajinan kulit jagung ini adalah bentuk kreatifitas yang muncul dengan melihat ketersediaan bahan baku yang sangat mudah diperoleh dan membutuhkan biaya yang relatif sedikit.
Hampir semua orang memiliki pandangan yang sama dan menganggap bahwa barang-barang hasil limbah ini sudah tidak bermanfaat dan hanya menjadi sampah.
“Melalui pelatihan ini kami ingin mengevaluasi sekaligus mengajarkan kepada warga desa yang bekerja sama dengan ibu-ibu PKK agar tidak membuang dan membakar limbah kulit jagung. Karena banyak kerajinan tangan dari kulit jagung yang dapat meningkatkan perekonomian mereka,” ujar Riskiani.
Ditempat yang sama, Ketua PKK Desa Wonua Mandara, Sustin mengapresiasi kegiatan pelatihan tersebut karena tidak terpikir sama sekali jika limbah kulit jagung bisa dibuat kerajinan tangan yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Saya sangat bangga melihat empat mahasiswa kreatif mengadakan pelatihan kerajinan ini. Saya sendiri tidak berekspektasi sedemikian rupa, ternyata banyak manfaatnya terutama dapat dijadikan bunga, hiasan dinding, dam lampu Tidur,” Sustin memungkas.
Penulis: Yeni Marinda
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post