Ini adalah prinsip yang dijalankan oleh nelayan di komunitas-komunitas pesisir Indonesia, yang telah melestarikan cara menangkap ikan ini selama berabad-abad.
Pada pertemuan tahunan LPP WPP 714 tersebut, Koordinator Eksekutif Lembaga Pengelola Perikanan WPP 714, Syahril Abd. Raup menekankan bahwa dalam pengelolaan perikanan, tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Bila semua inisiatif yang dilakukan (pemerintah, akademisi, peneliti, NGO, pelaku usaha) disatukan akan menghasilkan kekuatan yang dahsyat untuk sumber daya ikan tetap lestari.
“Perbedaan pendapat adalah hal yang biasa, namun misi harus tetap sama. Pola penangkapan huhate atau penangkapan satu per satu terbukti menjaga kelestarian ekosistem di WPP 714, dan bersama secara regional kita wajib mengawal keberadaannya,” papar Syahril.
Meskipun huhate telah terbukti ramah lingkungan, tantangan besar tetap ada, terutama perubahan iklim yang dapat mempengaruhi distribusi tuna dan tekanan dari metode penangkapan ikan lainnya yang lebih modern. Namun, di sisi lain, meningkatnya kesadaran global tentang pentingnya keberlanjutan membuka peluang besar bagi Indonesia untuk memperkuat posisinya sebagai pemrakarsa dalam perikanan berkelanjutan di dunia.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post