PENASULTRA.ID, BOMBANA – Penjabat (Pj) Bupati Bombana Burhanuddin meresmikan mesin pembangkit energi listrik berkapasitas 35 ribu MW (megawatt) di Kecamatan Kabaena Barat, Minggu, 5 November 2023.
Pj Bupati Bombana memastikan, mesin PLN ini siap melayani kebutuhan listrik 33 desa/kelurahan yang tersebar di enam kecamatan se-Pulau Kabaena. Setidaknya masyarakat Pulau Kabaena mulai bergegas untuk menikmati energi listrik dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Kata Burhanuddin, menjadikan Pulau Kabaena terang 24 jam merupakan janjinya yang disampaikan dalam acara Festival Budaya Tangkeno yang digelar di Desa Wisata Tangkeno, Kecamatan Kabaena Tengah pada 2022 lalu.
“Saat itu, saya janjikan kepada saudara-saudara bahwa mohon doanya Insya Allah selama saya di Bombana, Pulau Kabaena akan menjadi terang selama 24 jam,” kata Burhanuddin dalam sambutannya dalam acara peresmian PLN di Pulau Kabaena belum lama ini.

Terobosan mantan Kepala Dinas SDA dan Bina Marga Provinsi Sulawesi Tenggara ini menghadirkan layanan listrik 24 jam, menjadi bukti keseriusan Pemerintah Kabupaten Bombana dalam menangani pemerataan pembangunan di Wonua Bombana.
Menurut Burhanuddin, layanan listrik 24 jam ini merupakan kolaborasi Pemkab Bombana bersama pihak PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Sulawesi Selatan (Sulsel), Sulawesi Tenggara (Sultra) dan Sulawesi Barat (Sulbar) lewat kerja sama yang ditandatangani bersama pada Juni 2023 lalu.
“Hadirnya layanan listrik 24 jam tentu bukan perjalanan mudah. Namun berkat kerja keras semua stakeholder, sedikit demi sedikit program yang saya canangkan bersama anggota DPRD Bombana pelan-pelan sudah kami buktikan,” terangnya.
Pulau Kabaena atau Tokotua dihuni ragam etnis, mulai dari Suku Bugis, Buton, Muna, Selayar, Bajo, Bali, dan Jawa. Selama ini, pulau yang memiliki sumber daya alam melimpah hanya menikmati layanan listrik terbatas 15 jam saja. Itupun jadwalnya diatur nyala secara bergiliran.
Kondisi tersebut memantik Pj Bupati Burhanuddin untuk melakukan perubahan mendasar meskipun barangkali masalah kesejahteraan belum berpihak kepada masyarakat Pulau Kabaena secara utuh.
“Karena saya yakin, separuh surga ada di Pulau Kabaena, maka saya harus memastikan bahwa masyarakat harus sejahtera dan tidak boleh susah,” ujarnya.
Discussion about this post