PENASULTRAID, KONAWE – Palang Merah Indonesia (PMI) khususnya di wilayah Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) masih menghadapi berbagai kendala akibat minimnya fasilitas pendukung.
Hal ini berdampak langsung pada pelayanan kemanusiaan yang diberikan kepada masyarakat, terutama saat terjadi bencana alam atau saat pelaksanaan kegiatan donor darah. Mengingat, wilayah Konawe yang sangat luas dan banyak daerah terisolir dan terpencil.
Ketua PMI Konawe, Sarnina Yusrin Usbar mengungkapkan bahwa keterbatasan fasilitas gedung, sarana dan prasarana, perlengkapan kantor, armada ambulans dan alat donor darah menjadi masalah utama yang dihadapi.
“Kami hanya memiliki satu unit mobil operasional yang kondisinya sudah cukup tua. Untuk kegiatan donor darah, alat yang tersedia juga sangat terbatas dan perlu peremajaan,” kata Sarnina, Rabu 21 Mei 2025.
PMI Konawe juga diketahui belum memiliki gedung laboratorium darah yang representatif. Selama ini, pengolahan darah harus dilakukan di fasilitas terbatas dengan tenaga medis yang juga minim.
“Kami berharap ada dukungan dari pemerintah daerah maupun mitra swasta untuk meningkatkan sarana dan prasarana PMI dalam mendukung misi kemanusian,” harap Sarnina.
Kondisi ini ternyata tidak hanya terjadi di Konawe. Di beberapa kabupaten lain di Sultra, bahkan PMI-nya tidak memiliki kantor tetap dan harus menumpang di bangunan milik instansi lain. Hal ini jelas menyulitkan koordinasi saat terjadi kondisi darurat, seperti banjir, gempa bumi, atau kecelakaan massal.
Discussion about this post