“Kalau kita ibaratkan satu speedboat dengan hanya satu mesin selama ini kemudian ada tambahan satu mesin lagi, saya kira jazirah Sulawesi Tenggara ini kedepan akan lebih maju dan cepat,” ujar Amirul.
“Olehnya itu, suatu keniscayaan Kepton harus dimekarkan,” tegas mantan anggota DPR RI periode 2014-2019 itu.
Selain persoalan pemerataan pembangunan, Amirul juga menyinggung soal sejarah panjang masa lalu yang patut menjadi perhatian. Di mana, Kepulauan Buton punya andil besar saat terbentuk hingga berdirinya Sulawesi Tenggara yang saat ini telah gelap berusia 59 tahun.
“Apalagi jika dilihat dalam konteks kedepan, masa depan Indonesia itu ada di Indonesia bagian timur dan ditambah konstelasi Asia Pasifik. Saya kira Sulawesi Tenggara yang berada di kaki depan Sulawesi ini mempunyai posisi yang sangat strategis,” terang jebolan S3 Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar tahun 2013 itu.
Amirul menyadari, persoalan moratorium itu ada di tangan Pemerintah Pusat dan hingga kini belum juga dicabut. Namun begitu, dalam Undang-undang Nomor 23 yang telah direvisi ada amanah untuk membuat peraturan pemerintah terkait penataan daerah itu sendiri dan desain besar penataan daerah itu sendiri.
Discussion about this post