Delapan desa di Mubar yang mendapatkan edukasi adalah Desa Laworo, Desa Wanseriwu, Desa La Lemba, Desa Marobea, Desa Waulai, Desa Katobu, Desa Tanjung Pinang, dan Desa Latawe.
Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025, indeks literasi keuangan nasional meningkat menjadi 66,46 persen pada 2025, dari 65,43 persen pada 2024. Sementara itu, indeks inklusi keuangan nasional mencapai 80,51 persen pada 2025, naik dari 75,02 persen pada 2024.
Meskipun hasil survei secara nasional menunjukkan peningkatan, kesenjangan literasi dan inklusi masih terjadi, terutama di daerah pedesaan.
Adapun capaian program Gencarkan secara nasional oleh Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) per periode Agustus 2024 hingga November 2025 adalah 80.196 kegiatan yang menjangkau 387.543.032 peserta dan telah terlaksana di 512 dari 514 (99,61 persen) kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Edukasi diberikan melalui sosialisasi, diskusi interaktif, contoh kasus, serta penjelasan mengenai cara mengenali produk keuangan yang legal, aman, dan sesuai kebutuhan masyarakat. Materi yang disampaikan mencakup pengelolaan keuangan keluarga, pengenalan produk jasa keuangan, hingga cara menghindari pinjaman daring (online) ilegal dan investasi bodong.
Dalam kegiatan ini, OJK Sultra menggandeng perwakilan PUJK untuk mendukung perluasan inklusi keuangan kepada masyarakat di pedesaan, termasuk daerah 3T.
Sejumlah masyarakat yang hadir mengaku sangat terbantu dengan informasi yang diberikan.
“Mereka berharap pengetahuan yang didapatkan dapat menjadi pedoman dalam memanfaatkan produk jasa keuangan resmi dan terhindar dari aktivitas keuangan ilegal,” Indra memungkas.
Penulis: Yeni Marinda
Jangan lewatkan video populer:
https://youtu.be/Oj-f_UsatXo?si=2HQuV0ojwXGU0nMf

Discussion about this post