La Hasiru (56) warga Wandoka Selatan mengaku, surat undangan memilih dan KTP miliknya dan istrinya sengaja dibawah pergi oknum pendukung pasangan HALO inisial H jelang pencoblosan, 9 Desember 2020 pagi hari sekitar pukul 07.00 Wita.
“Awalnya saya diajak H ke bank Bahteramas ketemu dengan rekannya, katanya mau ditawari pekerjaan. Tiba disana mereka minta KTP dan undangan memilih milik saya dan istri sebelum ke bank. Kemudian mereka kasih saya uang Rp 400 ribu serta diminta jangan memilih,” kata Hasiru saat diwawancarai awak media Penasultra.id saat ditemui di Wandoka Selatan, Rabu 9 Desember 2020.
Merasa hak pilihnya dihambat, ia pun meminta tim pengacara HATI untuk mengantarnya ke Gakkumdu untuk melaporkan dugaan tindak pidana pelanggaran Pilkada ke Gakkumdu Wakatobi.
Sebagai barang bukti ia menyerahkan uang sebanyak Rp 400 ribu. Hingga saat ini laporan tersebut sementara ditangani pihak Gakkumdu.
Sementara itu, Wa Sia warga Wandoka juga mendatangi kantor Gakkumdu melaporkan oknum pendukung HALO inisal J karena membeli undangan dan KTPnya sebesar Rp300 ribu untuk tidak mencoblos pasangan nomor urut 2, Haliana dan Ilmiati Daud.
Discussion about this post