“Melalui kegiatan ini, siswa SMAN 1 Raha tidak hanya memahami pentingnya membangun kebiasaan positif, tetapi juga semakin cerdas dan bijak dalam mengelola keuangan di era digital,” kata Achmad dalam kutipan postingan BPMD di Facebook.
QRIS Hadir di Kantin Sekolah
Implementasi QRIS di sekolah bukanlah sekadar wacana. Sejak 2023, BI Sultra telah menjalin kerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sultra, yang salah satu hasilnya adalah penggunaan QRIS di lingkungan sekolah.

Di SMAN 1 Kendari, misalnya, beberapa kantin sudah mengadopsi QRIS sebagai alat transaksi. Lela (34), seorang pemilik kantin, mengatakan sejak 2018 membuka kantin, dirinya baru mulai menerapkan QRIS pada Mei 2025 untuk mempermudah dan mempercepat transaksi.
Menurutnya, 60 persen transaksi di kantinnya kini dilakukan melalui QRIS.
“Selain mudah, ini juga membuat saya lebih gampang mengetahui pemasukan dan pengeluaran uang karena ada riwayat transaksinya,” tutur Lela.
Senada, Hanni (24), pemilik kantin di SMA 2 Kendari mengaku sudah menggunakan QRIS sejak membuka warungnya pada 2023. Ia merasa QRIS lebih mudah, aman, dan cepat diakses.
“Sehari bisa sampai 50 persen yang membayar pakai QRIS. Gampang juga menghitung uang masuk,” ujar Hanni.
Siswa pun menyambut baik kemudahan ini. Laila, siswi kelas 11 di SMA 2 Kendari, merasa transaksi menjadi lebih gampang.
“Saya pakai aplikasi DANA,” katanya, seraya mengaku sesekali menggunakan QRIS untuk jajan jika ada saldo dari kakaknya.
Kehadiran QRIS di lingkungan sekolah diharapkan menjadi langkah awal untuk menciptakan generasi muda yang tidak hanya adaptif terhadap perkembangan teknologi, tetapi juga memiliki literasi keuangan yang kuat dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Penulis: Yeni Marinda
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post