“Normalnya diusia panen ini, size udang 120 ekor/kg. Namun karena pertumbuhannya sangat baik sehingga bobot udang menjadi 100 ekor/kg,” tambah Supriansyah.
Anca sapaan akrab Supriansyah menjelaskan, dalam panen parsial udang yang dipanen sekitar 20 persen dari 30 ribu lebih yang tebar dalam tambak berdiameter 10 ini. Diperkirakan hasil panen budidaya udang vaname secara keseluruhan memiliki bobot sebesar 960 kg dengan nilai jual sekitar Rp 72 juta.
“Kalau kita hitung biaya operasional hingga massa panen total sebanyak Rp 34 juta. Maka keuntungan bersih pembudidaya sekitar Rp 38 juta,” ulasnya.
Bupati Wakatobi Haliana mengungkapkan, panen perdana udang vaname yang dilakukan secara parsial membuktikan kualitas air laut kita sangat baik. Hal ini sangat cocok untuk dilakukan pengembangan budidaya udang vaname sebagai komoditas terbaru di Wakatobi.
Budidaya udang yang dilakukan dengan cara bioflog seperti ini, menurut Haliana tidak merubah bahkan merusak pantai.
“Justru kelebihannya, memanfaatkan lahan yang nyaris tidak dapat ditumbuhi apapun,” terang Haliana.
Discussion about this post