“Pegawai disitu bilang belum datang petugasnya. Saya tidak paham maksudnya bagaimana, saya kan sendiri yang urus,” kesalnya.
Menjelang siang, AR kembali bertanya dan petugas resepsionis mengaku telah mencari KTP tersebut di ruang pencetakan, namun belum ditemukan.
“Dia bilang orangnya istirahat, nanti baru datang lagi,” tuturnya.
Hingga berita ini ditulis, pelajar tersebut mengaku belum menerima KTP yang diurus selama tiga hari berturut-turut.
AR pun berharap, Disdukcapil Konawe memperbaiki alur pelayanan, memberikan informasi yang jelas, tidak terkesan diskriminatif, dan menghindari adanya dugaan ketergantungan pada pihak pengantar atau perantara.
Sementara itu, Kepala Disdukcapil Konawe, Andi Tenri Rawe Lasandara yang dihubungi menegaskan tidak akan mentolerir hal tersebut. Pasalnya, setiap saat ia telah mewanti-wanti kepada jajarannya agar tidak melakukan pungutan liar (pungli) dalam semua urusan.
“Jika hal itu benar, itu adalah ulah oknum. Kami tidak benarkan hal seperti itu terjadi. Kami akan tindak tegas terkait hal tersebut,” tegasnya.
Menurut Tenri, proses pembuatan KTP tidak mesti sampai berhari-hari. Bila semua berkas sudah lengkap, biasanya tidak sampai 15 menit sudah selesai.
“Kalau sampai tiga hari itu bukan sesuatu yang wajar,” sebutnya.
Pada kesempatan ini pun Tenri menyampaikan ucapan terima kasih atas adanya informasi tersebut.
“Kami merasa terbantu jika menerima laporan seperti ini, karena tidak setiap saat kami bisa membersamai petugas yang bekerja. Ini akan menjadi atensi dari kami,” pungkasnya.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:



Discussion about this post