Terkait ragam rasa, istri Menparekraf Sandiaga Uno ini mengatakan, harus ada varian rasa yang lebih memikat. Bila sebelumnya telah ada kreasi rasa durian dan cempedak, mungkin bisa ditambah varian rasa lain seperti cokelat, keju, hingga lainnya.
“Dengan acara ini kita bisa membuka peluang para siswa-siswi yang ingin belajar budaya Betawi. Kita di Kemenparekraf akan membantu dari segi kemasan atau packaging, karena para pembuat dodol ini seperti penjahit, mereka hanya bisa membuat dodol saja nanti packaging-nya beda lagi yang buat atau contohnya ada desainer yang membuat jahitan itu menjadi baik,” kata Mpok Nur, sapaan akrab Nur Asia Uno.
Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf Muhammad Neil El Himam menjelaskan, kuliner merupakan subsektor penyumbang terbesar dari Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif. Subsektor kuliner menyumbang Rp455,44 triliun atau sekitar 41 persen dari total PDB ekonomi kreatif tahun 2020 sebesar Rp1.134 triliun.
“Di sini (Setu Babakan) juga merupakan salah satu destinasi wisata sejarah dan kuliner, kebudayaan betawi merupakan ikon budaya kota Jakarta. Betawi memiliki ragam kuliner khas yang memikat lidah dan digemari banyak orang. Dodol betawi merupakan salah satu kuliner khas jakarta yang memiliki rasa yang khas,” ujarnya.
Untuk acara kali ini, lanjut Neil, Kemenparekraf juga berkolaborasi dengan PKK DKI Jakarta dan siswa/siswi SMK Tata Boga DKI Jakarta. Sinergi ini bertujuan memberikan dampak yang lebih besar terhadap produk olahan dodol yang dapat dikreasikan.
Discussion about this post