PENASULTRAID, KENDARI – Usai bersembunyi selama satu minggu, ORF, pelaku penikaman di Lorong Salangga akhirnya menyerahkan diri di Mapolsek Poasia pada Senin 24 November 2025 petang.
Mahasiswa aktif di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dari sebuah universitas ternama di Kota Kendari itu hadir didampingi orang tuanya, F.
Kehadiran ORF ini juga tak lepas berkat kinerja positif tim penyidik, Buser Polsek Poasia dibantu Polres Kendari dan Polda Sultra dalam mengungkap kasus penganiayaan terhadap pemuda berinisial MCA (18) yang terjadi di depan sebuah asrama di Lorong Salangga, Jalan HEA Mokodompit, Kelurahan Lalolara, Kecamatan Kambu, Kota Kendari pada Selasa malam 18 November 2025 lalu.
Di hadapan penyidik, F mengaku hadir di Kota Kendari dari Kabupaten Muna usai mengetahui adanya berita yang viral berkaitan dengan perlakukan sang putra. Dari situ, ia memutuskan meninggalkan semua pekerjaan guna membantu pihak kepolisian mencari ORF di Kota Kendari.
Dari beberapa rekannya, F juga akhirnya tahu siapa MI, orang tua dari MCA.
“Orang tua korban sangat baik. Ia telah banyak membantu saya selama ini, khususnya soal pemberitaan. Terakhir, saat Festival Liangkabori belum lama ini,” ungkap F.
F mengaku merasa sangat bersalah atas perbuatan sang anak kepada MCA. Terlebih, selama ini F belum sempat bertemu langsung dengan MI, orang tua korban sejak berakhirnya festival akbar yang digelar di Kabupaten Muna beberapa waktu lalu.
“Ucapan terima kasih (kepada MI) secara langsung belum pernah sempat saya sampaikan selama ini, justru permintaan maaf saya kepada orang tua korban lebih dulu yang terucap. Kenapa kami harus dipertemukan dengan cara begini,” sesal F.
“Mulai hari ini korban sudah saya anggap menjadi anak saya,” tambah F lagi.
Hal senada juga diungkapkan oleh ORF. Ia pun mengungkapkan rasa penyesalan dan permintaan maaf secara terbuka baik kepada MCA maupun keluarga besar korban.
ORF bersedia mempertanggungjawabkan segala perbuatannya di hadapan hukum yang berlaku meskipun harus ditahan.
“Tidak ada motivasi atau suruhan orang lain. Semua murni karena kesalahpahaman saat pertemuan pertama saya malam itu dengan korban. Saya minta maaf atas segala khilaf,” tutur ORF.
Selain menginterogasi ORF, penyidik di waktu yang sama juga turut menghadirkan MCA dan mempertemukannya dengan ORF.
Kepada penyidik, MCA menunjukkan sikap berbeda. Meski berat, MCA dengan hati terbuka, ikhlas dan akhirnya menerima permintaan maaf dari ORF bersama orang tuanya. Ia juga tak ingin ORF ditahan asal memenuhi permintaannya.



Discussion about this post