Selanjutnya Hasto mengatakan kunci membangun keluarga itu ada di rencana awal berumah tangga.
“Membangun keluarga itu kuncinya. Jangan prewedding aja tapi pre konsepsi. Keluarga tangguh lansia tangguh ressielence. Kalau kita keluarga yang berkualitas itu yang mandiri, tentram, bahagia. Kalau saya masih belum bisa gembira ya karena lansia sekarang mayoritas ekonominya menengah ke bawah dan lansia sekarang mayoritas tidak punya tabungan, sedikitlah yang punya, 10% lah,” kata dia.
“Saya sering membagi lansia menjadi 4 kuadran, yang sehat dan punya tabungan, hebat itu keren. Kemudian yang sehat tapi nggak punya tabungan yah lumayan masih bisa disuruh-suruh kerja dikit lah. Kemudian punya tabungan tapi tidak sehat, masih bisa investasi. Tapi yang kuadran ke empat tidak sehat dan tidak punya tabungan. Maka sebetulnya memanage orang yang lemah itu menentukan suksesnya bangsa dan negara. Karena kalau yang lemah sudah termanage yang empat kan tidak perlu di manage sudah hebat. Itulah satu catatan penting untuk Respati ini bagus,” tegas Hasto.
Ia juga mengatakan bahwa di era disrupsi ini keluarga telah kehilangan modalitas.
“Sebagai unit terkecilnya di dalam masyarakat adalah keluarga. Keluarga adalah sekolah pertama, pendidikan pertama adalah di keluarga. Nenek moyang kita asah asih asuh sudah clear. Memang transformasi dalam keluarga mensikapi era disrupsi ini gagap keluarga kita. Orang tua dulu bisa ajak makan di meja makan, teladan, nasehat,” bebernya.
“Orang tua sekarang kehabisan modalitas dan cara karena mereka sekarang di kamarnya sendiri dengan gadget nya sendiri. Itu yang jarang di meja makan, ketemu dengan bapak ibunya juga jarang. Jadi modalitas komunikasi itu belum ditemukan di era baru ini. Sehingga orang tua pun suka kehabisan kosa kata untuk bicara dengan anaknya. Nah ini kan berbahaya. Nah itulah menurut saya hingga keluarga itu penting,” pungkas Hasto.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post