Pemimpin adil memiliki sifat keterbukaan menerima perubahan. Pemimpin yang siap menerima perubahan adalah pemimpin yang mempunyai misi & visi, program kerja yang jelas dan mampu melihat jauh ke depan atau dikenal dengan pemimpin visioner akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa.
Pemimpin adil dicintai. Pemimpin yang dicintai adalah pemimpin yang mempunyai pesona kepribadian mulia dan selalu mendatangkan kebermaknaan. Pemimpin yang dicintai adalah pemimpin yang tidak alergi terhadap kritikan. Dia justru bersyukur karena dengan adanya kritikan maupun cercaan dapat dijadikan sebagai ajang koreksi diri. Sebab tidak selamanya kritikan atau bahkan hujatan bernilai negatif.
Pemimpin yang dicintai selalu berprasangka baik, sekalipun pahit rasanya. Jadi, baik buruknya hasil akhir dari kritikan tergantung daripada kecerdasan emosional kepemimpinannya. Pemimpin yang mempunyai kecerdasan emosional mengagumkan akan selalu mendapati ending membahagiakan.
Bukan saja dicintai oleh rakyatnya, melainkan juga akan disegani lawan-lawannya. Hal tersebut bertolak belakang dengan pemimpin yang alergi terhadap kritikan, apalagi pemimpin itu sangat sombong, angkuh hanya dia yang merasa paling pintar, tidak menerima saran karena merasa dirinya paling hebat, bahkan merendahkan orang lain dan mencari-cari kesalahan orang lain. Jelas kalau hal itu diterapkan maka akan membawanya ke “Katohungku”.
Pemimpin adil selalu disiplin tetapi fleksibel. Kedisiplinan atau ketaatan pada tata tertib dan aturan, bagi seorang pemimpin merupakan syarat mutlak terwujudnya keunggulan kepemimpinan. Sebab budaya disiplin yang mempunyai domain tepat waktu, tepat guna, dan tepat hasil menjadi salah satu tolak ukur untuk meneraca tingkat pencapaian tujuan.
Pemimpin jenis ini tidak terlalu tertarik pada pikiran, gagasan, dan idenya sendiri, tetapi ia selalu menginginkan yang terbaik. Karena itu, kalau ada pikiran, gagasan, dan ide yang lebih baik daripada idenya maka akan terbuka untuk menerima.
Pemimpin adil memiliki sifat rendah hati. Banyak kiat untuk mengenali apakah seorang pemimpin memiliki sifat rendah hati atau tinggi hati. Di antaranya adalah perhatikan bagaimana ketika pemimpin tersebut berbicara.
Apabila lebih banyak mengimplitkan “keakuannya” pada hal-hal yang berbau kebanggaan pribadi, dan bersemangat “mengobralnya” pada konteks yang tidak tepat, kemudian senang disanjung, namun alergi terhadap kritikan, maka pemimpin yang demikian mempunyai sifat tinggi hati (sombong, angkuh). Bukanlah penyimak masukan yang baik.
Sudah pasti, unsur subjektivitasnya sangat tinggi dalam memandang sesuatu, lebih-lebih yang menyangkut ketersinggungan harga diri.
Pasangan ADIL memiliki sifat rendah hati. Kepemimpinan jenis inilah yang diidam-idamkan oleh seluruh masyarakat Kabupaten Buton Tengah.
Oleh karena itu, kami mengajak masyarakat Kabupaten Buton Tengah, ayo ke TPS pada hari Rabu 27 November 2024, dan pastikan serta Coblos Nomor Urut 2 La Andi dan Abidin untuk menjadi Bupati dan Wakil Buton Tengah periode 2024-2029. Aamiin…(***)
Penulis adalah Akademisi, Peneliti dan Putra Buton Tengah
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post