Sikap tersebut berbeda dengan sikap FX Rudy, Ketua DPC PDIP Solo yang menyatakan agar putra sulung Jokowi, Gibran segera mengembalikan KTA PDIP, baik diantar langsung maupun dikirim pakai perantara.
Pengurus PDIP Sumut dan Medan sama sekali tidak berani menindaklanjuti arahan Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri yang menyampaikan pernyataan secara terbuka kepada seluruh kader PDIP, dan disaksikan publik, bahwa kader yang bermain dua atau tiga kaki untuk keluar dari PDIP.
“Kalau jadi pengurus partai tidak punya keberanian menegakkan aturan partai, dan arahan ketum partai, lebih baik mundur dari pengurus partai”. “Sikap dan tindakan pengurus PDIP Sumut dan Medan yang memilih bungkam, diam, tidak berani tersebut tidak mencerminkan sikap tegak lurus kepada konstitusi partai dan ketua umum”.
“Kalau kader orang biasa, para pengurus PDIP ini cepat mengambil tindakan, giliran menantu Jokowi, semua no comment”. “Katanya banteng, kok cemen?”. “Mundur saja jadi pengurus partai kalau kepada kader yang secara terbuka menyatakan dukungan kepada pasangan calon selain kepada Ganjar-Mahfud tidak berani!”.
“PDIP itu telah mengalami berbagai tekanan sejak orde baru saat Indonesia dipimpin mantan mertua Prabowo. Mengapa saat ini malah takut mengambil sikap?”. “Satu-satunya kader PDIP, sebagai pengurus partai yang berani menyatakan sikap dari seluruh kader di Indonesia Raya, hanya FX Rudy”.
“Maka daripada hanya mampu menyatakan no comment, atau fokus konsolidasi partai, lebih baik mundur saja”. “Orang yang takut menegakkan aturan partai, takut menyampaikan sikap berdasarkan aturan partai, tidak layak jadi pengurus PDIP”.
Discussion about this post