“Karena kalau pers tidak bisa mengkritik memberikan masukan itu bukan fungsi pers, ujarnya.
Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto menjelaskan, saat melihat pelantikan pengurus PWI di ruang Paripurna yang sakral, teringat pada 2019 lalu yang juga dilantik di tempat yang sama sebagai Ketua DPRD bersama anggota DPRD.
Atang mengucapkan terimakasih dan apresiasi atas peringatan HPN yang dipusatkan di gedung DPRD Kota Bogor.
“Kegiatan puncak HPN yang dipilih oleh PWI memiliki arti yang cukup dalam, pameran foto lomba foto dan lomba video dan juga kesenian sunda, pameran foto untuk mengingatkan kita bahwa kita sudah melewati berbagai upaya masa sulit masa berat ditengah pandemi,” ucapnya.
Atang juga mengapresiasi kegiatan lelang foto dalam pameran foto yang nantinya hasil dari lelang tersebut digunakan untuk kegiatan amal dan kemanusiaan.
Atang menceritakan bahwa ia sering diingatkan oleh jurnalis ketika ada masyarakat yang membutuhkan bantuan dan ada program yang perlu disempurnakan. Dengan begitu, Atang mengakui bahwa ia harus lebih bangun pagi untuk terus menjawab permasalahan masyarakat.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, menyampaikan bahwa pelantikan pengurus PWI dilakukan di tempat yang sakral atau ruang paripurna DPRD Kota Bogor.
“Ruangan ini tuh sakral, di sini nasib warga diputuskan, kalau di Balai Kota cuma direncanakan. Cuma dibahas dan dikoordinasikan, tapi diputuskan di sini (ruang paripurna), jadi ini betul-betul sakral,” tukasnya dia.
Bima Arya menyebut media berada pada tempat yang terhormat dan mulia. Karena melalui kekuatan media bisa melakukan perubahan. Jadi karena kekuatan media yang luar biasa itu, betul-betul teman-teman media harus kita jadikan mitra, itu tidak mungkin enggak. Kalau dalam prosesnya ada dinamika itu biasa,” cetusnya.
Discussion about this post