“Sudah banyak kalimi saya ajukan biar rumah saya dibedah, tapi sampai hari ini belum ada. Alasannya karena saya pegawai, padahal kasian saya hanya tenaga pengabdi di kecamatan. Akhirnya bantuanku dialihkan sama orang lain,” keluh Wa Nota, Senin 2 November 2020.
Sadar jika dirinya tidak dapat bantuan rumah, lantaran gubuk yang kondisinya kini mulai nampak reot itu dibangun di atas lahan milik keluarganya.
Janda beranak satu itupun berupaya membangun pondasi di atas tanah warisan orang tuanya sebagai bentuk swadayanya. Dari hasil jualan sayur yang didagangkan keliling, disisihkan setiap harinya. Wanita yang ditinggal cerai oleh suami sejak 10 tahun silam itu, akhirnya dapat mewujudkan niatannya tersebut.
Fondasi telah terbangun, namun harapan untuk memperoleh bantuan bedah rumah, lagi-lagi belum berpihak kepadanya.
“Sudah lamami juga saya bangun pondasi, tapi belum dikasi juga, nanti bulan empat tahun depan lagi kata yang urus bedah rumah sama saya,” bebernya.
Apa yang dialami Wa Nota tidak jauh berbeda yang dirasakan Hasna yang juga warga RK I Desa Lasunapa, Kecamatan Duruka. Hasna juga masuk kategori MBR dan memiliki RTLH.
Discussion about this post