“Perhatikan lingkungan anak, di mana ia bermain dan bagaimana akhlak teman-temannya, karena itulah faktor yang sangat kuat membentuk watak, karakter dan peran anak,” kata Dityaningsih yang juga pimpinan Pondok Ilmu Palapa.
Menurutnya, jika orangtua abai terhadap lingkungan anak-anaknya, maka tidak perlu terkejut jika suatu saat akhlaknya akan mengikuti akhlak teman-teman dan lingkungan kesehariannya.
Sementara itu, mantan Rektor Universitas Ibnu Khaldun, Dr Burhanuddin mengatakan bahwa penanggung jawab pendidikan akhlak adalah kedua orangtua dan bukan semata diserahkan kepada sekolah atau lembaga pendidikan.
“Jangan merasa sudah membayar uang sekolah, lantas orangtua lepas tangan dari tanggung jawab mendidik akhlak anak,” kata Burhanuddin.
Selain itu juga, karena barometer akhlak berbeda dengan karakter maka sangat tepat gerakan restorasi akhlak tersebut dilakukan oleh umat Islam, mulai dari rumah-rumah.
“Apalagi saat ini akan ada Undang-undang yang melarang orangtua memeriksa gawai anak-anaknya dengan alasan privasi, ini bisa jadi bencana akhlak karena orangtua tak bisa mengawasi apa yang dilakukan anak-anaknya di gawai-gawai mereka,” kata Burhanuddin seraya berpesan agar pendidikan akhlak harus terus menerus diterapkan di sekolah-sekolah.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post