Tudingan terhadap dirinya itu membuat dirinya bingung, pasalnya dia dan kedua rekannya tidak pernah sekalipun menyatakan sikap mendukung salah satu Paslon Cakada di Pilkada Muna.
“Kepsek mengatakan bahwa dia tidak bisa berbuat banyak karena adanya tekanan dari pihak BKD, Kepala dinas. Jadi dia tidak bisa apa apa sehingga kita bertiga di non aktifkan dan tidak bisa mengajar lagi saat ini,” ucapnya m menirukan percakapannya dengan Sarifudin selaku Kepsek SMP 3 Satap Towea.
“Banyak terjadi penekanan yang terjadi di masyarakat terkhusus di Desa Renda, Kecamatan Towea yang dimotori oleh perangkat tinggi desa dan perangkat lainnya,” timpalnya.
Guru honorer yang mengajar bidang bahasa Inggris itu berharap apa yang dirasakan dirinya bersama Midun dan Hamilu tidak terulang kembali terhadap honorer lainnya.
“Saya dan Midun mengabdi tahun 2019 dan adami satu tahun. Sedangkan pak Hamilu dari berdirinya sekolah dan nanti sekarang ini juga baru diberhentikan,” tukasnya.
Sementara, Kepsek SMP 3 Satap Towea, Sarifudin Pege saat dihubungi awak media via telepon genggamnya belum dapat terhubung.
Discussion about this post