Tak hanya mengenang Ismail Haniyah sebagai seorang pejuang, acara ini juga akan menjadi forum untuk menggali lebih jauh peran Indonesia dalam mendukung Palestina, termasuk melihat bagaimana prospek hubungan kedua negara pasca wafatnya Haniyah.
Achmad Zulfikar, Host, Co-Editor dan Direktur CERDIGS mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bersatu padu menjalankan amanat konstitusi untuk menghapuskan penjajahan di atas dunia.
“Palestina telah mengalami peristiwa yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Demikian juga yang terjadi pada Ismail Haniyah, sosok pejuang kemerdekaan Palestina yang wafat pada 31 Juli lalu saat kunjungan ke Iran. Semoga Allah SWT menautkan hati kita sebagai warga Indonesia yang peduli dan rela berbuat untuk mengawal kemerdekaan Palestina sebagaimana UUD NRI 1945 mengamanatkan kepada kita,” ungkapnya.
Rachmat Ardiansyah, Koordinator Alquds Volunteer Indonesia (AVI) Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Ketua Pemuda Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Sulsel selaku pendukung acara ini dan juga akan membawakan doa bersama untuk kemerdekaan Palestina menuturkan bahwa seyogyanya atas nama kemanusiaan wajib memperjuangkan Palestina yang dijajah dari berbagai bidang.
“Apapun warna kulit, ras, agama dan status sosialmu, Palestina membutuhkan uluran tanganmu atas nama kemanusiaan. Oleh karena itu kegiatan seperti ini akan menggugah rasa kemanusiaan kita agar terus bersatu padu sebagai satu Indonesia memperjuangkan kemerdekaan Palestina,” tegasnya.
Dalam acara ini, salah satu narasumber Rana Setiawan, seorang jurnalis dari Kantor Berita MINA dan perwakilan penulis dalam buku obituari tersebut, akan mengupas berbagai sisi perjuangan Haniyah.
Diskusi ini tidak hanya mengenang sosoknya sebagai tokoh perjuangan, tetapi juga menyoroti bagaimana semangatnya terus menyala di hati rakyat Indonesia yang mendukung kemerdekaan Palestina.
Discussion about this post