Apa yang Harus Dilakukan
Permantap keimanan. Ujian hidup sangat besar apalagi dalam era globalisasi dan modernisasi berbagai arus pemahaman sangat mudah untuk memengaruhi sehingga terinternalisasi dalam diri.
Jika filter berupa keimanan tidak ada maka dipastikan akan mudah tergerus dan ikut arus, bahkan tenggelam dalam budaya kebebasan dengan menghalalkan segala cara untuk mencapai apa yang diinginkan.
Terlepas itu perkara baik atau buruk karena landasannya dipengaruhi oleh sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan. Tidak memikirkan lagi dampak dari perbuatan. Jangankan untuk mengingat akhirat berupa dosa dan neraka, mengingat kebaikan pasangan pun sudah tidak ada lagi.
Inilah jika kontrol keimanan itu tidak ada ditambah dengan sistem kehidupan yang mengamini kebebasan melakukan apa yang disuka sesuai prinsip kemanusiaan.
Kontrol sosial perlu terus digalakkan sebab jika amar ma’ruf nahi munkar sudah tidak berfungsi maka kejahatan seberat apapun akan menjadi kebiasaan.
Ketika sudah dibiasakan maka jangan berharap kondisi masyarakat akan aman, nyaman dan memberikan ketenangan. Jika sudah tidak nyaman maka akan berakibat pada rusaknya tatanan kehidupan dan berakibat pada disintegrasi yang mengakibatkan permusuhan antara satu dan lainnya, saling mencurigai dan yang akan jadi korban adalah seluruh entitas dalam masyarakat.
Terpenting adalah aturan negara, dimana negara hadir sebagai pengayom dan pelindung masyarakat yang mengurusi dan menjaga masyarakat, baik itu akal dan kehormatannya. Maka segala aspek yang dapat merusaknya harus dicegah misalnya tayangan atau bacaan yang tidak edukatif, tempat-tempat hiburan, aplikasi-aplikasi kencan atau pertemanan yang memberi peluang bagi tumbuh kembangnya perselingkuhan.
Olehnya itu, perlu memberikan pendidikan yang memadai agar masyarakat paham dalam menjalani hidup, memberikan rasa nyaman dan aman pada masyarakat, menjaga kewarasan dalam keluarga. Paling pentingnya adanya aturan yang meminimalisir terjadinya kasus perselingkuhan.
Pendidikan perlu diarahkan untuk membentuk kepribadian manusia yang amanah dan bertanggung jawab, sehingga nantinya memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat dengan lahirnya individu yang takwa, yang takut akan Rabb Penciptanya.
Meskipun ada yang berusaha untuk mengajak berbuat maksiat misal perselingkuhan, dia tidak akan terpengaruh, sebab kepribadiannya telah terbentuk sejak dini, di lingkungan keluarga, pendidikan dan masyarakat, sehingga menjadi paham untuk berbuat yang seharusnya.
Individu yang terbentuk pola pikir dan pola sikapnya yang baik akan lebih sulit untuk berbuat menyimpang sebab dia memahami konsekuensi dari perbuatannya bukan hanya di dunia tapi juga akhiratnya. Wallahu a’lam.(***)
Penulis adalah Guru Swasta dari Kolaka
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post