Ya, sektor pariwisata senantiasa di gadang-gadang berkontribusi positif bagi perekonomian bangsa. Olehnya, sarana dan prasarana pendukungnya digenjot sepanjang waktu. Lalu muncul pertanyaan. Siapakah yang menikmati keuntungan bisnis pariwisata? Benarkah pariwisata mampu memberikan kesejahteraan masyarakat?.
Aklamasi, Yusran Akbar Nahkodai Kadin Konawe https://t.co/sdHfpnKrOb
— Penasultra.id (@penasultra_id) December 20, 2021
Faktanya, sejauh ini belum ada bukti nyata yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. Bahkan, UNWTO sekalipun tidak mampu memberikan bukti bahwa destinasi pariwisata bisa mengentaskan kemiskinan masyarakat di daerah wisata. Justru sebaliknya, yang sejahtera adalah Sang empunya destinasi. Tak lain dan tak bukan adalah para kapitalis berkocek tebal.
Dalam paradigma ekonomi kapitalis neoliberal memandang bahwa pariwisata merupakan peluang bisnis yang menggiurkan. Sehingga pemerintah mati-matian menggenjot remahan sektor pariwisata dan membiarkan kekayaan alam tereksploitasi atas nama liberalisasi pasar.
Dengan demikian, kita mesti mewaspadai kemungkinan di balik penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah hari pariwisata dunia walaupun masih setahun lagi. Pertama, jebakan utang dan investasi. Sebagai tuan rumah, Indonesia tentu akan memperkenalkan berbagai destinasi wisata yang telah atau sedang berjalan. Saat itulah kesempatan berharga bagi Indonesia berpromosi kepada negara-negara dunia dengan tawaran kerja sama investasi di bidang pariwisata. Sebab, investasi identik dengan utang.
Kedua, masuknya pemikiran dan budaya liberal. Pariwisata adalah cara paling efektif untuk mewarnai kehidupan masyarakat tujuan destinasi dengan pemikiran asing dan budaya dari luar. Kontak dan interaksi antara penduduk lokal dan turis asing menyebabkan perubahan sosial yang memengaruhi nilai-nilai yang dipegang masyarakat.
Ketiga, eksploitasi kawasan penduduk. Untuk mengembangkan suatu wilayah menjadi destinasi wisata, maka pasti butuh pemodal, siapa mereka? Tidak mungkin penduduk lokal, pemerintah pasti menggaet swasta atau investor. Alih fungsi lahan milik warga biasanya dilakukan demi perluasan wilayah destinasi. Sementara warga setempat yang tergusur cukup diberi kompensasi yang cukup.
Discussion about this post