“Tak kalah pentingnya, terkait pemanfaatan lahan yang telah kami kelola sesuai aturan yang berlaku. Semua merupakan bagian bisnis proses Ceria dalam pemenuhan penyusunan ESG atau Sustainability Report,” kata Djen Rizal.
Terkait pembangunan smelter, Djen Rizal mengungkapkan bahwa mereka melibatkan BUMN dari sisi penyediaan tenaga listrik, main kontraktor hingga pengawas proyeknya, tentunya berdampak kepada penyerapan tenaga kerja lokal dalam kegiatan pembangunan smelter ini.
“Terkait penyerapan tenaga kerja lokal, untuk keperluan OR, Ceria terus menerus aktif melakukan rekruitmen karyawan lokal untuk dididik dan training menjadi operator smelter dan karyawan smelter. Update per Februari 2024, Ceria sudah menyerap sebanyak 2.793 orang tenaga kerja lokal dari ring 1,2,3 dan ini ekuivalen dengan 68% dari total tenaga kerja yang bekerja di Ceria,” paparnya.
Tak lupa Djen Rizal juga menyampaikan progres pembangunan Smelter Merah Putih yang terus ditingkatkan dan berkelanjutan. Diharapkan pembangunan smelter selesai dan diresmikan di kuartal III tahun 2024.
“Semoga ikhtiar Ceria membangun dan menghadirkan Smelter Merah Putih di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka bisa dirasakan manfaatnya untuk kemaslahatan kita semua, khususnya buat masyarakat sekitar tambang,” harap Djen Rizal.
Pada kesempatan ini, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kolaka KH Muhammad Duwana Said dalam tausiyahnya mengungkapkan bahwa kesalehan sosial sebagai bentuk hubungan dengan sesama manusia. Apa yang dilihat PT Ceria berbagi rasa merupakan kesalehan sosial. Karena itu, Duwana memberikan apresiasi pada PT Ceria.
Discussion about this post