Pengadaan alat pangkas rambut bagi pelaku UMKM berjumlah dua peket senilai Rp10 juta yang berikan secara tunai (pemberdayaan) dan bantuan alat perbengkelan sebesar Rp 20 juta belum terealisasi.
Begitupula dengan program stunting yang digabung dengan pengadaan perpustakaan senilai Rp20 juta belum terwujudkan seluruhnya.
“Perpustakaan sudah dilaksanakan, tapi nilai baru kisaran Rp 3 juta hingga Rp 4 jutaan yang kita anggarkan Rp9 juta. Kemudian stunting, kita anggarkan Rp11 juta sekarang belum ada kelihatan, kalau toh ada kelihatan kemungkinan nilanya itu hanya kisaran Rp 2 jutaan,” ucap dia.
Bahar mengungkapkan, ada beberapa kegiatan yang telah dianggarkan namun belum dilaksakan, diantaranya insentif para kader desa, pengadaan alat perikanan senilai Rp58 juta, tiga program pelatihan kader-kader desa senilai Rp12 juta, dimana masing-masing pelatihan dianggarkan Rp 4 juta. Kemudian pembentukan BUMDES, Rp6 juta.
“Sudah mau akhir tahun, itu semua belum ada yang dilaksanakan, uangnya tidak tau kemana,” tutur dia.
Menurut Bahar, dari hasil pantauan dan evaluasi, bersama sekretaris, bendahara yang juga diketahui oleh pendamping desa, estimasi anggaran DD 2021 tahap II dan III di Desa Lasalepa yang belum terealisasi sebesar Rp100 juta lebih.
“Saya tidak mau bilang dia (Taima) yang dinikmati. Tapi saya tau dia kelola sendiri itu DD, dia pegang uangnya. Tahap dua, tahap tiga dia pegang uangnya. Dan itu dibuktikan dengan berita acara dikasi oleh bendahara kepada Kepala Desa untuk ditandatangan dan disaksikan oleh sekretaris,” tukas Bahar.
Sementara, Plt Kades Lasalepa La Ode Taima yang kembali coba dikonfirmasi melalui telepon selulernya, terhubung namun dirijek. Begitu pula saat dikonfirmasi via SMS tidak ada jawaban.
Penulis: Sudirman Behima
Editor: Basisa
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post