Sementara itu, Luthfiana Dhiaulhaq, perwakilan Tim Ekspedisi Patriot Kementerian Transmigrasi 2025 menilai Desa Ataku sebagai contoh nyata kemandirian desa yang tumbuh dari kolaborasi dan inovasi.
“Kami melihat langsung bagaimana masyarakat di sini aktif berinovasi. Program hidroponik, peternakan, dan pengolahan sabut kelapa itu bukan hal kecil. Itu cermin dari semangat gotong royong dan daya juang desa,” jelasnya.
Menurut Luthfiana, kegiatan seperti ini penting untuk memperkuat narasi positif tentang desa yang bertransformasi menjadi pusat ekonomi baru.
“Kita perlu lebih sering mengangkat cerita seperti ini. Bahwa dari warkop kecil di Andoolo, lahir ide besar untuk masa depan desa,” katanya dengan senyum.
Podcast “Ngopi Inspiratif” di Warkop Sasli ditutup dengan pesan bersama dari ketiga narasumber untuk terus menumbuhkan kemandirian desa melalui inovasi, kerja sama, dan pemberdayaan masyarakat.
Suara gelas kopi beradu, tawa ringan para pengunjung, dan obrolan yang tak henti menjadi saksi bahwa di tengah kesederhanaan, lahir semangat besar membangun Konawe Selatan dari akar rumput.
“Kalau bukan kita yang bangun desa, siapa lagi?” ujar Nanang di akhir sesi, disambut tepuk tangan pengunjung yang hadir.
Laporan: Pyan
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:



Discussion about this post