Oleh karena itu, Presiden mendorong semua pihak untuk terus waspada dan mengambil langkah antisipatif.
“Semua kita harus memiliki sense of crisis. Jangan seperti biasanya, jangan business as usual. Hati-hati, sense of crisis harus ada di kita semuanya, sehingga kita harus ada perencanaan yang baik, harus ada skenario pas dalam menghadapi situasi yang tidak pasti ini,” kata Presiden Jokowi.
Di tengah situasi yang penuh ketidakpastian ini, Presiden bersyukur perekonomian Indonesia menunjukkan tren yang positif. Kinerja positif dari sisi perdagangan berlanjut dengan surplus neraca perdagangan yang menunjukkan angka yang terus membaik.
“Surplus neraca perdagangan juga positif. Februari di angka 3,82 miliar (dolar AS) dan kemarin di Maret di angka 4,5 miliar (dolar AS) surplusnya. Ini sangat baik,” ungkap Jokowi.
Jokowi menjelaskan, pertumbuhan kredit pada Februari lalu meningkat dibandingkan pertumbuhan pada bulan Januari. Sedangkan, angka Purchasing Manager Index (PMI) untuk manufaktur, indeks penjualan riil, dan indeks keyakinan konsumen, pada bulan Maret telah berada di atas normal.
Discussion about this post