“Benih unggul sudah tersedia, tetapi distribusinya belum merata. Karena itu, desa harus dikembangkan sesuai keunggulan lokal. Inisiatif seperti demplot ini bukan hanya relevan, tetapi strategis untuk memperkuat ketahanan pangan nasional,” ujar Widiastuti.
Inisiatif ini melanjutkan fondasi yang dibangun sejak 2021 melalui pertanian organik SRI yang dikembangkan PT Vale di Blok Pomalaa. Hingga kini, 55 petani, termasuk 9 perempuan telah ikut serta. Salah satu varietas organik, Menthik Susu, sudah mulai dipasarkan dan dikonsumsi masyarakat Kolaka.
Demplot baru ini akan dikembangkan bertahap. Pada musim panen mendatang, varietas dengan hasil terbaik akan direplikasi, dipasarkan secara lokal, dan digunakan sebagai pangan berkualitas untuk masyarakat Kolaka.
Direktur dan CSCAO PT Vale Indonesia, Budiawansyah menegaskan, inisiatif ini mencerminkan filosofi keberlanjutan perusahaan.
“Bagi kami, keberlanjutan adalah cara kami bekerja. Kami ingin memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi hadir bersamaan dengan pemberdayaan masyarakat. Melalui demplot ini, kami tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi menciptakan ekosistem pertanian yang resilient, ramah lingkungan, dan memberikan nilai tambah bagi petani Kolaka,” tutur Budiawansyah.
Gerakan ini menunjukkan bagaimana industri, pemerintah, dan masyarakat dapat berjalan seiring untuk menjawab tantangan pangan yang semakin kompleks.
Dengan pendekatan ilmiah, penguatan kapasitas petani, dan dukungan pemerintah, demplot ini diproyeksikan memberi dampak jangka panjang bagi ketahanan pangan daerah, pertumbuhan ekonomi desa, peningkatan gizi masyarakat, serta kemandirian Kolaka sebagai pusat pangan berkelanjutan di Sulawesi Tenggara.
Di Kolaka, benih hari ini adalah masa depan yang sedang ditumbuhkan, masa depan di mana pertanian, industri, dan masyarakat dapat berkembang bersama, saling menguatkan, dan memberi kontribusi nyata bagi Indonesia.
Penulis: Yeni Marinda



Discussion about this post