<strong>PENASULTRA.ID, TANGERANG</strong> - Lion Boga, perusahaan pengolahan, penyedia dan penyajian makanan di pesawat udara (inflight meals) terus meningkatkan produksi, sebagai upaya mengikuti permintaan pasar pada rute jarak pendek (short haul), jarak menengah (medium haul) dan jarak jauh (long haul) pada sektor domestik dan internasional. Lion Boga hingga kini telah memproduksi ribuan bermacam-macam jenis olahan, terdiri dari, bakery and pastry (memproduksi khususnya berbagai jenis roti, cake/kue dan dessert), heavy snack traditional menu (variasi model jajanan makanan tradisional khas nusantara yang enak) dan heavy meals (aneka makanan berat). Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro mengatakan, Lion Boga akan terus mengembangkan jenis makanan, mengikuti selera mayoritas publik (pada umumnya), tren pasar serta mendukung gerakan Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI) dan Bangga Buatan Indonesia (BBI) yang diperkenalkan melalui kuliner (hidangan makanan) di ketinggian (ketika penerbangan berlangsung). "Dalam teknik memilih bahan, menyiapkan, mengolah hingga menyajikan, Lion Boga tetap mengutamakan aspek yang memenuhi kualifikasi angka kecukupan gizi, hygiene sanitasi, keamanan pangan dan halal," kata Danang dalam keterangan persnya, Selasa 31 Januari 2023. Lion Boga sebagai bagian industri aviasi harus menjaga hygiene dan sanitasi sesuai peraturan Kementerian Perhubungan dan Kementerian Kesehatan. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1096 Tahun 2011, jasa layanan boga golongan C (flight catering) wajib melaksanakan pengawasan ketat terhadap sistem keamanan dan kebersihan pangan. Monitoring terstruktur dari seluruh metode pengolahan, bertujuan para tamu (penumpang) dan kru pesawat dapat diminimalisir (terhindar) dari risiko atau potensi keracunan makanan. "Makanan yang disajikan di ketinggian 35.000 kaki seperti (nampak) terlihat biasa, namun rahasia atau dibalik jenis makanan menjalani mekanisme yang tidak biasa," ungkap Danang. Guna memastikan penumpang (pebisnis dan wisatawan) makan sajian di penerbangan, para juru masak (koki) di dapur katering Lion Boga senantiasa berusaha mengutamakan rasa makanan tetap enak. "Dalam waktu yang sudah ditentukan, makanan akan dipanaskan menggunakan oven selama 20-30 menit. Oven pada pesawat udara berbeda dengan oven konvensional atau oven rumah tangga," terang Danang. Memanaskan makanan saat di udara, kata dia, adalah cara penting untuk menjadikan makanan tersaji hangat. Awak kabin harus cek kualitas makanan sebelum disajikan kepada setiap tamu. Rangkaian tersebut sangat krusial dalam layanan penerbangan (in-flight), agar tamu merasakan dan menikmati makanan seperti selesai dimasak, sehingga pengalaman terbang semakin berkesan baik serta menyenangkan. Para chef atau koki di Lion Boga mendapatkan sertifikat “Higiene Sanitas” dari Dinas Kesehatan. Langkah strategis menguji dan memperkuat kompetensi (keahlian) chef, Lion Boga mengikuti beragam kompetisi di bidang catering, salah satunya La Cuisine Competition ke-4 pada 2022. Prestasi yang diperoleh yaitu medali silver dan bronze. "Lion Boga juga telah mengantongi sertifikat “Laik Higiene Sanitas” dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Sertifikat Sistem Jaminan Halal dari Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), serta memperoleh rekomendasi penyajian/pemasaran hasil olahan dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Soekarno-Hatta," pungkas Danang. <strong>Editor: Ridho Achmed</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/1XgZKZleNvc
Discussion about this post