Menurutnya, momen makan bersama keluarga menjadi sarana untuk berdialog, berinteraksi dan berbagi kasih sayang demi memperkuat ketahanan keluarga.
Dengan mengoptimalkan kembali ke meja makan dan makan bersama keluarga tentunya meja makan jadi ajang produk lokal yang efektif. Meja makan dan makan bersama keluarga tidak harus di restoran yang mahal tapi cukup di rumah masak sendiri produk sendiri.
“Bahwa untuk memenuhi kebutuhan gizi, vitamin dan karbohidrat pada tubuh, tidak harus mencari dan membeli makanan serta jajanan yang mahal. Namun, cukup dengan mengkonsumsi bahan pangan lokal yang juga berpotensi memiliki kandungan gizi dan karbohidrat yang cukup, dalam mendukung hidup sehat, aktif, produktif dan yang paling penting keluarga bebas stunting dengan pengelolaan menu sehat dapur sehat atasi stunting ataubdashat seperti yang sudah diprogramkan BKKBN,” ujar Haliana.
Ia berharap, melalui momentum gerakan kembali meja makan dan makan bersama keluarga menjadi upaya bersama untuk mengingatkan kembali keluarga-keluarga Indonesia, khususnya di Wakatobi untuk meluangkan waktu dengan berkumpul dan berkomunikasi bersama antar anggota keluarga.
“Kami juga mengajak dan menghimbau agar kegiatan seremonial apapun senantiasa perlu menyajikan olahan pangan lokal sebagai menu utama. Ini salah satu bentuk edukasi dan sosialisasi serta terciptanya peluang peningkatan ekonomi bagi para pelaku usaha pangan lokal kita khususnya petani dan nelayan,” Haliana memungkas.
Penulis: Yeni Marinda
Discussion about this post