PENASULTRA.ID, JAKARTA – Setiap tanggal 26 September diperingati sebagai Hari Kontrasepsi Sedunia. Peringatan ini diadakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penggunaan kontrasepsi demi kesehatan reproduksi, pengaturan kelahiran, dan pada akhirnya juga demi pengendalian pertumbuhan penduduk.
Yang terakhir, pengendalian pertumbuhan penduduk hanya relevan bagi negara-negara dengan pertumbuhan penduduk tinggi, yang umumnya adalah negara berkembang. Namun tidak bagi negara-negara maju seperti Jepang, Singapura, bahkan Cina yang saat ini justru mendorong warganya untuk lebih banyak melahirkan anak karena pertumbuhan penduduknya terancam minus.
Seluruh dunia sepakat penggunaan kontrasepsi diyakini meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak, dan pada gilirannya keseluruhan populasi. Dengan menggunakan teknik pemodelan, diperkirakan penggunaan kontrasepsi mengurangi kematian ibu lebih dari 40%.
Penting digarisbawahi, dampak dari keluarga berencana (dalam pengertian penggunaan kontrasepsi dan program-program BKKBN lainnya) tidak semata pada persoalan kesehatan, akan tetapi berdampak secara multisektoral dan lintas generasi.
BKKBN menegaskan komitmennya untuk lebih memperkuat dan memperluas layanan keluarga berencana sebagai pintu pertama menuju kesehatan ibu dan anak.
Sebagai kepanjangan BKKBN, Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) masih tetap menjalankan amanah untuk melaksanakan pengelolaan dan penyediaan alat dan obat kontrasepsi bagi pasangan usia subur (PUS) se-Sultra. Ini sebagai salah satu upaya peningkatan kesehatan keluarga dan penduduk yang tumbuh seimbang.
Discussion about this post