Pentas Renggana juga merupakan wujud dari keinginan para perempuan yang mencintai budaya untuk berkontribusi dalam melestarikan budaya Indonesia. Para perempuan yang awalnya mungkin tidak memiliki latar belakang dalam seni tari, kini ingin menjalani keinginan mereka untuk melestarikan budaya dengan cara yang unik.
“Renggana adalah bentuk penghargaan kami dan panggung untuk menyampaikan pesan cinta terhadap budaya Indonesia,” jelas Ketua Pelaksana Pentas Renggana, Marina Joy.
Diharapkan dengan pementasan Renggana oleh Komunitas Perempuan Menari, membuka mata para perempuan Indonesia, bahwa budaya Indonesia adalah harta berharga, yang perlu dilestarikan, dihargai, dan dirayakan oleh khalayak luas.
Komunitas Perempuan Menari (KPM) dibentuk pada 6 Januari 2018, merupakan sebuah komunitas yang beranggotakan sekitar 100an perempuan dari berbagai profesi berbeda, dengan rentang usia 15-60 tahun (mayoritas usia di atas 40 tahun).
Anggota KPM memiliki satu kesamaan, yaitu kepedulian untuk melestarikan seni budaya khususnya seni tari.
Sejak 2018, KPM rutin menggelar pertunjukan tari tahunan yang mengangkat nilai-nilai tradisi Indonesia dengan tajuk:
• Seloka Swarnadwipa tahun 2018 (Galeri Indonesia Kaya)
• Pesona Timur tahun 2019 (Galeri Indonesia Kaya)
• Genderang Swargabhumi tahun 2020 (virtual melalui channel youtube Komunitas Perempuan Menari)
• Dayana Dwipantara tahun 2022 (Gedung Pusat Perfilman H Usmar Ismail, Jakarta).
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post