PENASULTRA.ID, JAKARTA – Setelah tahun lalu sukses menyelenggarakan pentas Dayana Dwipantara di Gedung Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, Jakarta, kini Komunitas Perempuan Menari akan kembali dengan pentas bertajuk Renggana. Pentas ini merupakan pentas kelima dan direncanakan akan tampil di Gedung Kesenian Jakarta, pada 4 November 2023 mendatang.
Komunitas Perempuan Menari telah menyelenggarakan pentas tahunan sejak 2018, diawali dengan Seloka Swarnadwipa. Selanjutnya Pesona Timur pada 2019 dan Genderang Swargabhumi pada 2020.
Meski di tengah situasi pandemi, dilandasi semangat tinggi, pementasan Genderang Swargabhumi tetap terlaksana secara virtual.
Nama Renggana yang menjadi tema besar pentas ini, dapat diartikan sebagai ‘Perempuan Pujaan’ diambil dari bahasa Sansekerta. Nama ini juga diartikan sebagai perempuan yang setia, welas asih, dan penyayang.
Selain itu, Renggana memiliki karakter yang menyukai tantangan, kepribadian luwes, ingin hidup damai, serta menginginkan kesepadanan intelektual dengan pasangannya.
Penata Tari, Supriyadi Arsyad mengatakan, dalam pertunjukan Renggana, perempuan memegang peran sentral. Dari beberapa cerita dan citra perempuan, dia mengembangkan sendiri, menciptakan narasi yang berkaitan dengan perempuan. Dalam intinya.
“Saya akan menjadikan perempuan sebagai pusat cerita, menggambarkannya dari berbagai sudut pandang, baik sebagai ibu, istri, atau bahkan dalam konteks yang lebih luas,” kata Supriyadi dalam keterangannya, Jumat 27 Oktober 2023.
Pentas akan dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama terdiri dari tarian repertoar, yang mencakup beragam budaya seperti tarian dari Palembang, Jawa, Betawi, dan Ambon.
Kemudian, sesi kedua yang disebut “tarian garapan” di mana semua penari akan turun bersama-sama dan akan ada pembacaan Pasal 6 Gurindam 12 karya sastra Raja Ali Haji oleh Aylawati Sarwono, selaku bintang tamu. Hal ini yang menjadi keunikan dari pentas Komunitas Perempuan Menari kali ini.
Discussion about this post