“Rekam jejak keluarga yang kuat sangat penting dalam melahirkan pemimpin yang kuat,” tegasnya.
Ustaz Riyan juga mengungkapkan peran seorang wanita salihah dalam menentukan kekuatan dan ketahanan sebuah keluarga.
Wanita yang shalihah, menurut dia, bukanlah wanita yang sempurna, bukan pula sosok wanita yang tanpa dosa dan khilaf. Melainkan, kata dia, wanita yang selalu menyiapkan hatinya untuk tunduk patuh pada perintah Allah dan selalu berusaha menghindari larangan Tuhannya, meski kadang ia tergelincir jatuh ke dalamnya.
Wanita shalihah, tegas Ustaz Riyan, ialah wanita yang saat tergelincir dalam dosa, jiwanya gelisah dan tak sabar untuk segera bertaubat dan memohon ampun pada Tuhannya.
“Karena itu, dari mimbar ini, kami berpesan kepada para muslimah untuk terus berjuang dan melanjutkan perjalanan menjadi seorang wanita shalihah. Sudah pasti ini bukan perjalanan yang mudah. Jatuh bangun menuju puncak keshalihan adalah manusiawi. Tapi teruslah berusaha memantaskan diri mendapatkan ampunan Allah Ta’ala hingga ajal menjemput,” tuturnya.
Selanjutnya, Ustaz Riyan juga menitip pesan penting untuk para pemuda agar terus belajar dari Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail sejak masih muda. Ia mengingatkan bahwa semua orang, baik tua maupun muda, memiliki peluang yang sama untuk mati, entah hari ini atau esok hari.
“Kematian tak pernah peduli berapa usiamu hari ini: 17 tahun, 20 tahun, atau 60 tahun! Tapi satu hal yang pasti, kematian adalah awal perjalanan kita untuk mempertanggungjawabkan semua kisah hidup kita di dunia ini,” tegasnya.
Discussion about this post