PENASULTRA.ID, KENDARI – Rumpun Perempuan Sulawesi Tenggara (RPS) bersama Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI) terus mengkampanyekan program inklusi. Salah satunya di Kota Kendari.
Program Inklusi merupakan program kemitraan Australia-Indonesia mendukung prioritas kebijakan bersama antara dua negara tersebut yang membahas tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak, kesetaraan gender, disabilitas dan kelompok minoritas.
Program ini di Kendari sudah masuk dalam tahap pendataan inklusi yang telah dilaksanakan di 15 kelurahan di Kendari.
Olehnya RPS dan BaKTI mengadakan workshop publikasi pendataan inklusi disalah satu hotel di Kendari, Jumat 21 Oktober 2022.
Koordinator Program Inklusi RPS, Sitti Zahara mengatakan, pendataan dalam program inklusi yakni mendata soal kelompok rentan yang ada di 15 kelurahan di Kendari.
Seperti disabilitas, kasus kekerasan perempuan dan anak serta data perempuan kepala keluarga (pekka) dan lansia (kepala keluarga miskin).
Dari hasil pendataan, di Kendari masih tinggi kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Sesuai data dari 2017 hingga 2022, kekerasan terhadap anak mencapai 36 orang. Sementara kekerasan terhadap perempuan mencapai 48 orang.
“Sehingga membutuhkan upaya pencegahan dan penanganan yang lebih baik,” kata Zahara.
Menurutnya, dari hasil pendataan pula, masih terdapat perempuan kepala keluarga (pekka) dan lansia (kepala keluarga miskin) yang tidak memiliki administrasi kependudukan serta tidak mendapat program perlindungan sosial.
“Pekka dewasa dari 15 kelurahan di Kendari berjumlah 444 orang. Sedangkan lansia berjumlah 124 orang. Ini yang akan menjadi tugas kita bersama,” ujar Zahara.
Discussion about this post