“Masih banyak berita yang menempatkan perempuan dalam stereotip negatif, serta menampilkan penyandang disabilitas sebagai objek yang dikasihani. Bahkan, lingkungan kerja jurnalis sendiri belum sepenuhnya aman bagi perempuan,” beber Yustina.
Ia mengatakan, hal ini menjadi perhatian penting karena jurnalis memegang peran strategis dalam membentuk persepsi publik. Media, katanya, adalah institusi sosial yang berperan menentukan makna, mempertahankan definisi kultural tentang gender, serta menentukan isu-isu krusial dalam organisasi dan politik.
“Melalui pemberitaan yang adil, jurnalis dapat memusatkan perhatian pada isu perempuan, memperkuat suara kelompok marginal, serta mendorong kesetaraan dan penghapusan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas, lansia, dan kelompok rentan lainnya,” tutur Yustina.
Dirinya berharap jurnalis semakin aktif mengangkat kisah-kisah inspiratif dari kelompok disabilitas dan rentan agar masyarakat dapat lebih memahami dan menghargai keberadaan mereka.
“Itu akan membantu mengubah persepsi publik serta meningkatkan kesadaran tentang hak-hak dasar dan kebutuhan khusus mereka,” Yustina memungkas.
Penulis: Yeni Marinda
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post