PENASULTRAID, JAKARTA – Stroke masih menjadi salah satu penyebab utama kematian dan disabilitas di Indonesia. Penanganan yang tepat waktu — terutama untuk stroke iskemik akut — sangat penting untuk mencegah kerusakan jaringan otak permanen atau kematian.
Menyadari kebutuhan mendesak akan penanganan stroke yang lebih cepat, RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono (RSPON) dan Siemens Healthineers Indonesia telah berhasil menyelesaikan studi kelayakan yang komprehensif untuk Mobile Stroke Unit (MSU) — sebuah terobosan baru yang dapat mengubah penanganan gawat darurat stroke di Indonesia.
Studi ini menilai kelayakan secara klinis, teknis, operasional, kebijakan, serta finansial dari penggunaan Mobile Stroke Unit di Jakarta.
Tidak seperti ambulans tradisional, MSU dirancang sebagai kendaraan medis berkapasitas tinggi yang dilengkapi dengan CT scan portabel, sistem telemedicine, serta tim spesialis yang mampu mendiagnosis dan memulai perawatan langsung di lokasi darurat–jauh sebelum pasien tiba di rumah sakit.
Berdasarkan temuan penelitian studi kelayakan ini, MSU (Mobile Stroke Unit) berpotensi meningkatkan hasil penanganan stroke secara signifikan di Jakarta.
MSU dapat mengurangi waktu door-to-needle (penghitungan waktu ketika pasien tiba di Rumah Sakit hingga mendapatkan penanganan stroke yang tepat) sebesar 38,8% dan waktu door-to-CT (penghitungan waktu ketika pasien tiba di Rumah Sakit menuju fasilitas CT) sebesar 34,9%, sehingga memungkinkan intervensi yang lebih cepat pada saat awal serangan stroke yang kritis dan krusial.
Percepatan perawatan ini diharapkan dapat meningkatkan proporsi pasien yang mencapai kemandirian fungsional dalam tiga bulan setelah perawatan. Studi menunjukkan bahwa penggunaan MSU dapat meningkatkan tingkat kemandirian pasien hingga 70,3%, dibandingkan 62,4% dengan penanganan konvensional.
Selain itu, dengan meminimalkan disabilitas jangka panjang, MSU dapat membantu mengurangi biaya perawatan kesehatan secara keseluruhan hingga 20% per tahun. Cakupan wilayahnya – hingga radius 20 km – juga menjanjikan peningkatan akses terhadap diagnosis dan pengobatan stroke yang tepat waktu di beberapa wilayah terpadat di Jakarta.
Discussion about this post