Adapun produk kriya khas dari Kota Banjarbaru yaitu Kain Bordir Sasirangan yang telah dipatenkan 2017 oleh Wali Kota saat itu dan telah menjadi produk ikonis Banjarbaru. Selain itu ada pula kerajinan anyaman purun yang berasal dari gambut kering, diolah menjadi tas, hingga hiasan dinding.
“Saya melihat juga produknya (anyaman purun) sangat menarik dan indah,” ujar Sandiaga.
Ia mendorong agar seluruh pelaku ekraf Banjarbaru mengikuti perkembangan teknologi digital dengan turut serta dalam program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI). Serta masuk ke dalam e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) supaya pelaku ekonomi kreatif tidak hanya memiliki keterampilan baru, tapi juga mampu memperluas pasar.
“Mari kita ambil kesempatan kali ini, karena di balik kesulitan pasti akan ada kemudahan-kemudahan. Oleh karena itu kita harus prinsipnya 4AS kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja ikhlas. Saya yakin bapak ibu akan mengukir takdir menjadi pengusaha-pengusaha sukses,” tuturnya.
Sandiaga berpesan agar pelaku ekonomi kreatif di Banjarbaru memaksimalkan potensi desa wisata rintisan yang ada di wilayah mereka dengan memamerkan beragam produk ekraf di desa wisata.
“Jadi produk-produk ekraf ini harus ada di desa-desa wisata supaya orang berwisata itu tidak hanya ‘rohali’ rombongan hanya liat-liat, mereka harus menjadi ‘rojali’ rombongan jadi beli’ produk ekraf. Jadi mereka datang ke tempat wisata, tapi pulang tidak dengan tangan hampa, membeli oleh-oleh produk ekraf lokal,” tukasnya.
Discussion about this post