PENASULTRAID, TOMOHON – Upaya pelestarian bahasa dan tradisi lisan Minahasa terus mendapat perhatian. Sanggar Kamang Wangko Woloan menggelar Lokakarya Cerita Rakyat Minahasa Dialek Tombulu di Amphitheater Woloan, Rabu 1 Oktober 2025.
Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian Lokakarya dan Lomba Cerita Rakyat Minahasa Dialek Tombulu dengan tema “Merawat Akar, Menyemai Cerita.”
Dalam sambutannya, Ketua Sanggar Kamang Wangko Woloan, Armando Loho menekankan pentingnya revitalisasi bahasa daerah melalui jalur pendidikan dan seni.
“Cerita rakyat bukan hanya warisan, tetapi juga sumber nilai dan identitas. Dengan menghadirkannya kembali dalam dialek Tombulu, kita menghidupkan memori kolektif sekaligus menguatkan jati diri Minahasa,” ungkapnya.
Ketua Panitia, Oktavianus Pusung juga menjelaskan bahwa kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, 1–3 Oktober 2025, dengan agenda diskusi, lokakarya penulisan, hingga penampilan seni.
Pusung menyebut, program ini merupakan bagian dari Bantuan Pemerintah (Banpem) Komunitas Sastra yang digagas oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
“Melalui Banpem Komunitas Sastra, komunitas diberi ruang untuk menghidupkan kembali tradisi tutur. Kami berharap generasi muda semakin mencintai dan menggunakan bahasa daerahnya,” kata Pusung.
Pada hari pertama, peserta yang terdiri dari siswa SD dan SMP se-Kecamatan Tomohon Barat mendapat materi dari Johanis Paulus Loho pegiat literasi Tombulu sekaligus pelestari tradisi lisan Mahzani. Ia membekali peserta dengan pengetahuan dasar tentang cerita rakyat sekaligus melatih keberanian mereka membawakan cerita dalam dialek Tombulu.
Discussion about this post