PENASULTRAID, JAKARTA – Semen Merah Putih kembali menunjukkan komitmennya untuk mewujudkan industri konstruksi yang lebih hijau dan bertanggung jawab dengan memperkuat strategi keberlanjutan di seluruh proses produksinya.
Melalui empat pilar keberlanjutan 4P (People, Planet, Process, Product), Semen Merah Putih konsisten mengembangkan solusi material dan teknologi yang mendukung transisi menuju masa depan yang rendah emisi karbon.
Komitmen ini juga menjadi bentuk dukungan aktif terhadap kebijakan pemerintah mengenai konstruksi berkelanjutan, sebagaimana tercantum dalam Permen PUPR No. 9 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Konstruksi Berkelanjutan.
Kolaborasi Swasta-Pemerintah
Semen Merah Putih meyakini bahwa komitmen keberlanjutan ini hanya bisa terlaksana dengan baik jika ada kolaborasi dengan semua stakeholder untuk melakukan perubahan yang akan membawa dampak positif bagi masyarakat, industri dan juga masa depan.
Salah satu langkah strategis dilakukan Semen Merah Putih dengan melakukan audiensi ke Kementerian PU, yang diterima oleh Direktur Keberlanjutan Konstruksi Kementerian PU, Kimron Manik. Sebuah pertemuan yang produktif dan positif, untuk melihat bagaimana implementasi konstruksi berkelanjutan dari sisi pengambil kebijakan dan pelaku industri.
“Kementerian PU sejatinya terus mendorong penggunaan produk ramah lingkungan. Hal ini sangat penting untuk memberikan manfaat jangka panjang serta memperhatikan lingkungan berkelanjutan,” ungkap Kimron dalam keterangannya, Kamis 15 Mei 2025.
Dalam kesempatan yang sama, Oza Guswara GM Sales & Marketing Semen Merah Putih, yang memimpin kunjungan audiensi dengan Kementerian PU mengatakan bahwa berbagai inovasi teknologi dan praktik keberlanjutan telah dilakukan Semen Merah Putih, sesuai 4 pilar, Proses, Product, People dan Planet.
Sebagai salah satu pilar inovasi keberlanjutan, Semen Merah Putih telah beberapa lama ini menjalankan teknologi Waste Heat Recovery System (WHRS) dalam proses produksinya. Dampaknya, perusahaan mampu berkontribusi signifikan dalam menurunkan emisi CO₂ dari hulu hingga hilir bisnisnya.
Tercatat hingga 2024 lalu, implementasi WHRS telah menyumbang penghematan emisi lebih dari 100.000 ton CO₂ per tahun. WHRS sukses memanfaatkan panas buang dari proses produksi klinker menjadi energi listrik, sehingga membantu menurunkan konsumsi energi konvensional.
Peningkatan efisiensi energi juga didapatkan Semen Merah Putih dari optimalisasi struktur produk lewat pemanfaatan bahan alternatif seperti fly ash, trass, dan Ground Granulated Blast Furnace Slag (GGBFS). Strategi produksi tersebut tak hanya berhasil menurunkan faktor klinker dalam komposisi semen, tetapi juga mampu secara signifikan menekan emisi karbonnya.
Pada 2023 lalu, Semen Merah Putih juga mampu menurunkan porsi produk OPC dalam bauran produk hanya sekitar 33,4%, dari sebelumnya 37,5% di 2022. Capaian keberlanjutan tersebut menggambarkan keseriusan perusahaan menjalankan transformasi industri menuju standar praktik Green Cement.
Syarif Hidayat, Head of Technical Marketing Semen Merah Putih meyakini bahwa konstruksi yang berkelanjutan harus didukung oleh rantai pasok hijau yang mengutamakan produk lokal, unggulan, dan ramah lingkungan termasuk dimulai dari proses produksi yang efisien dan berwawasan lingkungan.
Discussion about this post