PENASULTRA.ID, KENDARI – Tolak ukur capaian keberhasilan suatu daerah tidak lengkap jika hanya dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunannya belaka. Akan tetapi, perlu pula diamati laporan pertanggungjawaban keuangannya.
Untuk hal yang terakhir, adalah gawean dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI.
BPK memiliki kewenangan untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara dan daerah.
Sebagai salah satu kepala daerah yang patuh akan amanah undang-undang, Bupati Buton Tengah (Buteng), H. Samahuddin telah menyetor Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) 2020 kepada BPK RI Perwakilan Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa 23 Maret 2021.
Usai penyerahan LKPD 2020, Samahuddin optimis, Pemkab Buteng kembali dapat meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI Perwakilan Sultra untuk kali keempat.
“Kita sudah dapat tiga kali WTP. Semoga kembali dapat WTP. Demi dapat WTP lagi, kami terus berjuang,” tutur Samahuddin.
Di hari yang sama, selain Pemkab Buteng, ada tiga daerah yang juga menyerahkan LKPD-nya ke BPK RI Perwakilan Sultra. Mereka masing-masing, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kolaka Timur (Koltim) dan Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari.
Gubernur Sultra, Ali Mazi mengatakan, LKPD merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban pemerintah daerah atas pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

LKPD 2020 ini merupakan tahun ketujuh bagi Pemda seluruh Indonesia menerapkan akuntansi berbasis akrual, baik sistem akuntansinya maupun penyajian laporan keuangannya.
“Dengan menyusun LKPD berbasis akrual, Pemda dapat lebih komprehensif untuk menyajikan seluruh hak, kewajiban, kekayaan serta perubahan kekayaan, hasil operasi serta realisasi anggaran dan sisa anggaran lebih,” jelas Ali Mazi.
Menurut politis Partai NasDem itu, akrual dalam laporan keuangan memiliki dua metode pencatatan akuntansi, yakni berbasis kas dan berbasis akrual. Akuntansi berbasis kas berarti hanya mencatat transaksi pada saat terjadinya transaksi kas.
Sedangkan akuntansi berbasis akrual, selain mencatat transaksi pengeluaran dan penerimaan kas, juga mencatat jumlah hutang dan piutang organisasi.
Oleh karena itu, akuntansi berbasis akrual memberikan gambaran yang lebih akurat atas kondisi keuangan organisasi daripada akuntansi berbasis kas.
Discussion about this post